PEMBRITA BOGOR - Militer Israel mengungkapkan rasa frustasinya terhadap tekanan media internasional terkait tuduhan Hamas menggunakan Rumah Sakit al-Shifa di Gaza sebagai markas.
Juru bicara IDF, Letnan Kolonel Richard Hecht, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kesabaran media internasional dalam melaporkan kurangnya jejak Hamas di RS tersebut.
Hecht menyampaikan, "Kami mungkin terjebak dalam perangkap itu," saat media menuntut bukti yang lebih konkret.
Baca Juga: Dalih Dunia Tidak Kutuk Hamas, Penjajah Israel Tolak Usul PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza
Pertama kali masuk ke RS al-Shifa pada Rabu lalu, IDF mengklaim kompleks medis tersebut digunakan sebagai perlindungan bagi basis operasi bawah tanah Hamas.
Meski IDF memperlihatkan senjata dan lubang di sekitar rumah sakit, bukti ini dipertanyakan dan dianggap propaganda oleh banyak pihak.
Hecht meminta kesabaran dari wartawan, menyebut operasi ini membutuhkan waktu, seperti "menemukan jarum di tumpukan jerami."
Baca Juga: Apa Arti From The River to The Sea Palestine Will Be Free? Begini Asal Usulnya
Meskipun telah menunjukkan video drone yang menurutnya mengungkap jaringan terowongan, IDF belum mengonfirmasi kehadiran terowongan Hamas.
Penjajah Israel Masih Cari Markas Hamas
Sementara itu, Mayor Jenderal Yaron Finkelman, komandan Komando Selatan IDF, bersaksi tentang kehadiran Hamas di semua RS, termasuk al-Shifa, tanpa memberikan bukti konkret.
Klaim IDF tentang mayat dua warga Israel yang diculik di RS dibantah oleh Hamas, yang menyatakan keduanya dibawa untuk perawatan dan tewas akibat serangan militer Israel setelah dikembalikan ke tahanan.
Pencarian terus dilakukan oleh unit elit Angkatan Udara Israel, Shaldag, yang memasuki beberapa area RS, termasuk gedung MRI dan ruang bawah tanah "sayap Qatar."
Meski media internasional menekan Israel, Hecht meminta pemahaman, "Saya minta maaf karena saya tidak memenuhi timeline berita Anda."
Keadaan di RS al-Shifa masih menjadi sumber ketegangan, dengan IDF mengklaim kehadiran Hamas, sementara pihak rumah sakit dan banyak pihak internasional meragukan bukti yang diberikan oleh militer Israel.***