AS VS Tiongkok Semakin Memanas Hingga Bepotensi Asia Tenggara Jadi Medan Perang, Indonesia Aman?

- 25 Juni 2020, 15:46 WIB
ILUSTRASI Tentara TIongkok dengan kapal induknya dan kapal perang milik Amerika Serikat (AS), USS Barry.*
ILUSTRASI Tentara TIongkok dengan kapal induknya dan kapal perang milik Amerika Serikat (AS), USS Barry.* /Kolase Facebook via Asia Times dan AFP

 

PR BOGOR - Ketegangan antara dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas di Asia Tenggara.

Pejabat kedua negara kini saling tuding-menuding prihal kegiatan mereka di Asia Tenggara.

Perdebatan terjadi ketika persaingan strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok di kawasan ini semakin memanas.

Baca Juga: Garut Antikomunis Desak Presiden Jokowi Batalkan RUU HIP, Bukan Lagi Minta Ditunda tapi Dicabut

Diberitakan di Pikiranrakyat-cirebon.com, Kamis 25 Juni 2020, Duta Besar Tiongkok untuk Singapura Hong Xiaoyong menggulingkan pernyataan terbarunya prihal Amerika Serikat.

Hong menuding, Menteri Pertahanan AS, Mark Esper telah memicu ketegangan dengan menyebut Tiongkok sebagai ancaman.

Pernyataan Hong dimuat di koran harian Singapura, The Straits Times sebagai tanggapan atas opini yang ditulis di koran yang sama minggu lalu.

Baca Juga: Mia Khalifa Ajak Perempuan di Dunia Tak Terjun ke Film Pornografi, Video Bisa Menghantui Sampai Ajal

Sebelumnya, Esper menyerukan hubungan keamanan yang lebih dekat dengan sekutu regional di Asia Tenggara di tengah tantangan yang ditimbulkan Pandemi Covid-19 dan Partai Komunis Tiongkok.

Artikel ini telah tayang di Pikiranrakyat-cirebon.com dengan judul 'Ketegangan Meningkat, Asia Tenggara akan Menjadi Medan Perang antara AS-Tiongkok'.

Hong mengungkapkan, hal ini adalah upaya lain untuk menjual strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat setelah tawaran pendahulunya pada dialog di Shangri-La tahun lalu.

Dia merujuk pada KTT keamanan regional tahunan di Singapura, yang dibatalkan tahun ini karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sementara Kasus Covid-19 di Dunia Capai 9 Juta Lebih, Indonesia Duduki Urutan 10 se-Asia

Hong menuduh, Esper berusaha menyebabkan gesekan antara kekuatan utama dan menambah ketegangan di wilayah Asia Tenggara.

Permainan itu adalah babak baru sebagai upaya menyalahkan antara Beijing dan Washington, ketika kedua negara berhadapan di berbagai bidang.

Mulai dari perdagangan dan teknologi, ideologi dan asal-usul virus corona hingga meningkatkan kekhawatiran adanya Perang Dingin yang baru.

Baca Juga: UPDATE Harga Emas di Pegadaian Kamis 25 Juni: 1 Gram Harga Emas Antam Naik Rp.4000 Jadi Rp.500.000

Dalam opininya minggu lalu, Esper mengatakan, AS akan berinvestasi lebih banyak untuk memodernisasi pasukannya di kawasan Asia Tenggara.

AS akan memperkuat pencegahan sebagai bagian dari upaya mempersiapkan militernya untuk konflik di masa depan.

Esper juga menyerukan ikatan keamanan yang lebih kuat dengan negara-negara di Indo-Pasifik termasuk Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Thailand, Filipina, Australia dan India dan menuduh Beijing melakukan kegiatan memfitnah.

Baca Juga: Di PPDB Jateng 2020 Orang Tua Banyak Gunakan SKD, Ganjar Pranowo: Jangan Jadikan Modus Baru

"Perilaku destabilisasi Partai Komunis Tiongkok di laut Timur dan China Selatan, melalui milisi angkatan laut, penjaga pantai dan maritim," ungkapnya

"Termasuk upaya untuk merusak administrasi Kepulauan Senkaku di Jepang, melecehkan pengembangan minyak dan gas Malaysia dan Vietnam," kata dia.

"Mengirimkan armada penangkapan ikan yang dikawal ke negara-negara Asia Tenggara yang diklaim sebagai zona ekonomi eksklusif, dan militerisasi fitur yang diduduki bertentangan langsung dengan komitmen Tiongkok di bawah hukum internasional," tuturnya dalam tulisan yang dimuat di The Strait Times*** (Nur Annisa/PR Cirebon)

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x