Network
Sementara, itu pemilik salon di Desa Pandan, Mulai, senang karena usahanya sudah bisa beroperasi kembali setelah harus tutup sejak 18 Maret 2020.
Namun, Mulai harus menambah tambahan biaya lantaran harus belanja kebutuhan protokol kesehtan, seperti makser dan pelindung wajah untuk menghindari penyebaran pandemi virus corona.
Baca Juga: Sering Dimintai Uang Ibu Mertua, Pria di Aceh Bunuh Keji Ibu Kandungnya yang Berprofesi Pengemis
"Kita tunggu-tunggu kapan bisa buka. (Setelah buka) sangat bahagia," ujarnya.
Mizan, seorang mahasiswa ini sudah tiga bulan tidak memangkas rambutnya, dibiarkan tumbuh memanjang. Padahal dirinya tidak pernah mau memiliki rambut panjang.
Setelah pangkas rambut kembali beroperasi, Mizan senang karena bisa bebas dari rambut panjang.
Baca Juga: Imam Besar FPI Habib Rizieq: Kalau Anak PKI Tak Jalankan Ideologi Komunis, Wajib Jadikan Saudara
"Biasanya saya punya rambut pendek, hari ini saya datang untuk mencukur rambut saya. Rasanya saya ingin bebas," ungkpanya.
Tan Jordan, mahasiswa berusia 19 tahun ini juga mengungkapkan hal yang sama, Tan biasanya pergi ke pangkas rambut sebulan sekali, namun karena ada kebijakan karantina makanya dia menahan diri di rumah.
Dia harus puas dengan gaya potogan rambut ibunya selama lockdown. Dia mencatat, kali ini ada kenaikan harga di tempat pangkas rambut langganannya, namun tan tiak menghiraukan itu.
