Sebelumnya, Boudissa telah mengajukan cuti hamil sebanyak tiga kali, tetapi kepala rumah sakit menolak untuk membiarkannya cuti.
Rekan-rekan Boudissa menandatangani petisi, mendukung permintaannya untuk mengambil cuti hamil awal.
Baca Juga: Kabar Baik dari Pusat, Hari Ini Pasien Sembuh Corona Sentuh Angka 591 Orang
Pasalnya, Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) yang menyatakan, wanita hamil dan ibu diizinkan untuk mengambil cuti luar biasa dari pekerjaannya di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Algerie Focus , suami Boudissa telah memindahkan keluarga ke sebuah apartemen dekat rumah sakit pada awal Ramadhan, setelah direktur menolak cuti hamil awal istrinya.
Tidak hanya menolak permohonan cuti, Direktur rumah sakit juga menolak untuk mengenali kesulitan yang ditimbulkan akibat sulitnya transportasi dan pembatasan pergerakan aktivitas mayarakat di kota sebagai dampak dari kebijakan karantina.
Baca Juga: Lockdown di Malaysia Dibuka Pekan Depan, Tak Ada Lagi Larangan Perjalanan Domestik
bekerja di unit operasi Perawatan Intensif di Rumah Sakit Ras El Oued di Aljazair timur, tetapi pusat medis membantah dia merawat pasien Covid-19.
Menurut rumah sakit, semua pasien Covid-19 di provinsi tersebut dirawat di pusat kota lain.
Menteri Kesehatan Abderraham Benbouzid, memecat direktur rumah sakit setelah berita kematian Boudissa dilaporkan.