Delapan hari kemudian, urutan diterbitkan pada platform akses terbuka atas nama profesor Shanghai. Laboratoriumnya ditutup untuk perbaikan.
Pejabat Tiongkok kemudian merilis genom tetapi gagal mengakui penularan manusia sampai 20 Januari 2020. Caixin menemukan urutan paling awal dikumpulkan pada 24 Desember 2020 dan temuan itu cocok dengan tangkapan layar dalam posting media sosial.
Rekaman pertemuan WHO yang bocor pekan lalu mengungkapkan, kekecewaan atas kegagalan Tiongkok untuk berbagi data.
Baca Juga: 57 Polisi Mengundurkan Diri, 2 Anggotanya Dorong Lansia Hingga Tekapar Sebabkan Kepalanya Berdarah
Satu studi menemukan bahwa jikaTiongkok bertindak tiga minggu lebih cepat, itu akan mengurangi 95% kasus.***