Krisis Tumpukan Sampah Plastik jadi Ancaman Baru Thailand Di Tengah Mewabahnya COVID-19

- 13 Mei 2020, 13:50 WIB
Ilustrasi sampah plastik. /PEXEL
Ilustrasi sampah plastik. /PEXEL /

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Hingga saat ini penularan wabah virus corona di dunia masih terus terjadi seiring dengan terus bertambahnya jumlah kasus setiap harinya. Salah satu negara yang terdampak COVID-19 adalah Thailand.

Semenjak wabah COVID-19 merebak di negara Thailand, pengiriman makanan di depan pintu rumah menjadi sebuah tren di masyarakatnya.

Akan tetapi, hal tersebut lambat laun seperti bom waktu karena dibalik kemudahan dan kenyamanan yang dirasakan, mereka tak menyadari bahwa hal tersebut menambahkan berton-ton plastik ke sistem pengelolaan limbah Thailand yang sedang kesulitan.

Baca Juga: Puncak Pandemi Corona Diprediksi Berakhir Mei 2020, Suyanto: Ada Peran Masyarakat dan Pemerintah

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, sebelum krisis kesehatan melanda, negara Asia Tenggara menghasilkan sekitar 5.500 ton sampah plastik per hari. Hari ini, jumlahnya telah melonjak menjadi 6.300 ton per hari.

"Dampak dari layanan pengiriman makanan sangat besar, terutama di Bangkok, di mana industrinya telah berkembang pesat," tutur presiden Lembaga Lingkungan Thailand (TEI) Dr. Wijarn Simachaya.

Bangkok biasanya menghasilkan sekitar 10.500 ton limbah per hari, namun jumlahnya telah menurun 12 persen sejak Maret. Hal tersebut diduga akibat pandemi COVID-19 sehingga menghentikan wisatawan dari berpergian.

Baca Juga: Indonesia Dilanda Corona, ini Instruksi Megawati kepada Seluruh Kepala Daerah PDI Perjuangan

“Namun, jumlah sampah plastik di Bangkok telah meningkat selama periode ini. Pertumbuhannya signifikan,” ucap Dr Wijarn.

Seperti diketahui bersama, umur plastik yang bentuk aslinya dapat bertahan 400 tahun, menghasilkan sebagian besar dari mereka pergi ke tempat pembuangan sampah.

Berdasarkan data Departemen Pengendalian Pencemaran, plastik menyumbang sekitar 2 juta ton dari total limbanh Thailand setiap tahunnya.

Sumber artikel dari cirebon.pikiran-rakyat.com dengan judul "Pandemi COVID-19 Belum Usai, Thailand Dihadapkan Krisis Tumpukan Sampah Plastik "

Faktanya, yang bisa didaur ulang hanya sekitar 25% sementara sisanya sebagian besar plastik sekali pakai dan sering berakhir di lokasi pembuangan atau di saluran air.

Dalam mengatasi problematika tersebut, pada 1 Januari, negara itu menyambut gerakan nasional untuk secara sukarela melarang kantong plastik sekali pakai.

Larangan ini telah menerima dukungan dari Asosiasi Pengecer Thailand, yang memiliki sekitar 24.500 saluran distribusi ritel di seluruh negeri.

Baca Juga: Kabar Pemerintah Pusat Putuskan Tak Larang Mudik Lebaran Beredar Luas di Masyarakat, Cek Faktanya!

Namun, Dr Wijarn mengungkapkan bahwa krisis kesehatan akibat wabah COVID-19 yang hingga kini berlangsung menyebabkan meningkatnya layanan pengiriman makanan, serta platform belanja online sehingga menghentikan upaya nasional untuk mengurangi limbah plastik.

“Satu pesanan pengiriman menghasilkan rata-rata empat barang plastik. Beberapa jenis makanan seperti sup mie datang dengan berbagai bumbu dalam kantong plastik.

"Banyak jenis plastik yang dapat didaur ulang, tetapi masalahnya saat ini adalah plastik tidak selalu masuk ke sistem limbah,” ungkapnya.

Baca Juga: Dukung Penanganan COVID-19, Daihatsu Donasikan Xenia untuk Mobil Swab Test ke UGM

Hal tersebut menyebabkan Thailand kini dihadapkan pada masalah serius terkait jutaan ton plastik yang bisa mencemari lingkungan termasuk menjadi kontributor terbesar kelima di dunia untuk limbah laut.

Berdasarkan laporan tahun 2015, kelompok advokasi lingkungan yang berbasis di Washington DC Ocean Conservancy mengungkapkan bahwa lima negara dengan ekonomi yang berkembang pesat, yaitu Tiongkok, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand menjadi penyumbang lebih dari setengah limbah plastik di lautan.

Hal tersebut membuat masyarakat Thailand lebih sadar lingkungan, akan tetapi tidak didukung dengan penerapan gaya hidup tanpa limbah yang konsisten.

Baca Juga: Manfaat Konsumsi Kulit Ikan untuk Kesehatan Tubuh, Salah satunya Sumber Protein Baik

Barang-barang plastik sekali pakai seperti sendok garpu dan gelas dari layanan yang dapat dibawa pulang, sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah karena dianggap tidak berharga dan tidak dikumpulkan oleh perusahaan daur ulang utama.

Seraya mengakhiri, Dr Wijarn menegaskan bahwa hanya 1.000 ton yang bisa dibakar dari sekitar 10.500 ton sampah yang dihasilkan di Bangkok setiap harinya.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x