Pemerintah Tiongkok Larang Muslim Uighur Menjalankan Ibadah Ramadhan

- 5 Mei 2020, 16:52 WIB
Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok.*
Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok.* /AFP/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan bagi seluruh umat muslim di dunia karena merupakan bulan penuh ampunan.

Setiap muslim berlomba-lomba meningkatkan kualitas ibadahnya selama bulan suci Ramadhan berlangsung.

Namun, hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh umat muslim Uighur. Pasalnya, Pemerintah Tiongkok tidak diberikan kebebasan untuk sekadar mendapatkan hak-hak dasar seperti beribadah.

Baca Juga: Tak Terima Digugat Cerai, Suami Siram Air Keras ke Wajah Sang Istri

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Middle East Eye, sekitar 1,5 juta muslim Uighur kini ditahan secara paksa di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang. Pemerintah Tiongkok terus memaksa mereka untuk mempercayai partai komunis.

Sejumlah masjid sudah ditutup dan dikelilingi oleh pagar tinggi dengan kawat berduri serta diawasi secara ketat oleh pemerintah.

Selain itu, muslim Uighur sendiri dilarang untuk berpuasa dan melaksanakan salat selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: Jumlah kasus COVID-19 Melonjak, 12.071 Orang Dinyatakan Positif

Bagi muslim uighur yang ketahuan tetap melakukan ibadah seperti membaca Al-Quran atau terlihat mengenakan hijab bagi wanita dan berjenggot bagi pria maka mereka akan ditahan di kamp konsentrasi.

Kamp konsentrasi tersebut menurut Partai Komunis Tiongkok adalah bentuk perlawanan terhadap ekstremisme Islam.

Intervensi Tiongkok terhadap muslim Uighur terus meningkat sejak tahun 2017. Anak-anak dipisahkan dari orang tuanya agar bisa dengan mudah bagi partai komunis mencuci otak mereka sejak dini.

Sumber artikel dari depok.pikiran-rakyat.com dengan judul "1,5 Juta Muslim Uighur Tiongkok Dilaporkan Tidak Bisa Rayakan Ramadhan"

Di lain sisi, sejumlah negara termasuk Arab Saudi terlihat seperti ragu-ragu dalam menyuarakan dukungan terhadap muslim Uighur dari penindasan partai komunis Tiongkok di hadapan Dewan HAM PBB.

Disinyalir, telah ditandatanganinya kontrak dengan Tiongkok untuk pengembangan beberapa sumber daya energi dan industri manufaktur menjadi alasan utama mengapa negara-negara Timur Tengah justru seolah berpihak pada Tiongkok.

Alasan lainnya adalah ikatan secara politik dengan Tiongkok yang membuat mereka berpikir ulang untuk secara gamblang mendeklarasikan keberpihakannya kepada umat muslim Uighur.

Baca Juga: Sadar Ada yang Lebih Membutuhkan, Tariah Berikan Sembako dari Mensos Kepada Tetangganya

Sementara pada akhir pertengahan tahun 2019 lalu, negara-negara mayoritas muslim seperti Aljazair, Bahrain, Mesir, Kuwait, Arab Saudi, Oman, Pakistan, Qatar, Somalia, Sudan, Suriah, Tjikistan, Turkmenistan, dan Uni Emirat Arab turun tangan untuk menandatangani surat yang ditujukan kepada PBB setelah anggota PBB memuji Tiongkok dengan kata-kata “stronger sense of happiness, fulfillment, and security to Xinjiang".

Akan tetapi, tidak lama berselang Qatar malah menyatakan undur diri karena pemerintahnya memutuskan untuk bersikap netral.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x