Perwira Angkatan Udara Korea Selatan Tewas Setelah Menerima Dosis Kedua Vaksin AstraZeneca

- 6 Juni 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi vaksin. Sorang pejabat militer angakatan udara di Korea Selatan mengalami mati otak hingga meninggal dunia beberapa waktu setelah menerima vaksin.
Ilustrasi vaksin. Sorang pejabat militer angakatan udara di Korea Selatan mengalami mati otak hingga meninggal dunia beberapa waktu setelah menerima vaksin. /Pixabay/Gerd Altmann

PR BOGOR - Seorang perwira non-komisi Angkatan Udara di Korea Selatan telah meninggal.

Perwira tersebut meninggal setelah menerima dosis kedua vaksin AstraZeneca, menurut para pejabat militer sebagaimana dilansir bogor.pikiran-rakyat.com dari The Korea Herald.

Menurut para pejabat, sersan master senior yang berbasis di Gimhae, 450 kilometer selatan Seoul tersebut mendapat suntikan vaksin kedua pada 24 Mei 2021.

Baca Juga: Profil Chef Renatta Moeloek Juri MasterChef Indonesia, Muda dan Bertalenta

Kemudian, dia mati otak seminggu kemudian setelah menerima vaksin kedua AstraZeneca.

Lalu petugas itu meninggal pada hari Kamis, 3 Juni 2021.

Ini adalah kematian pertama seorang tentara setelah menerima vaksinasi.

Baca Juga: Gunung Merapi Mengeluarkan Awan Panas Guguran, Meluncur hingga 1,6 km

Tidak begitu jelas apakah kematian itu terkait langsung dengan vaksin atau ada efek lain.

Menurut seorang pejabat militer, keluarga korban yang masih hidup tidak menginginkan otopsi pada mendiang perwira.

Sebagian besar tentara berusia 30-an telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pesan BTS Meal di Indonesia? Kolaborasi BTS x McDonald's Hadir 3 Hari Lagi

Tetapi perwira yang meninggal itu mendapat suntikan kedua lebih awal dari yang lain.

Untuk bergabung dengan latihan udara multinasional Bendera Merah, yang akan berlangsung di Alaska akhir bulan ini.

Vaksin AstraZeneca sendiri adalah vaksin vektor virus, sama seperti vaksin dari Johnson & Johnson.

Baca Juga: Love of Life, Singer of Songs: Sebuah Novel Grafis Tentang Vokalis Queen Freddie Mercury

Vaksin ini menggunakan adenovirus simpanse untuk membawa protein lonjakan dari virus corona ke dalam tubuh, untuk menciptakan respons kekebalan.

Meskipun jeda awal tentang keamanannya dengan pembekuan darah, telah dianggap aman oleh European Medicines Agency (EMA).

Sampai sekarang masih direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x