Konflik Belum Mereda, Otoritas Tegaskan Tepi Barat Wajib Dilibatkan dalam Perjanjian Kedaulatan Palestina

31 Oktober 2023, 14:00 WIB
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mendesak perjanjian kedaulatan harus melibatkan wilayah Tepi Barat. /Foto: Reuters/Mohammad Torokman

PEMBRITA BOGORMohammad Shtayyeh, Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA) menyatakan bahwa PA tidak akan memerintah Gaza setelah konflik Israel-Hamas tanpa perjanjian komprehensif yang juga mencakup Tepi Barat.

Menurut Shtayyeh, Otoritas Palestina tidak akan berpartisipasi tanpa solusi politik yang menghasilkan dua negara berdaulat.

Dalam wawancara dengan The Guardian, Shtayyeh menyatakan, "Untuk meminta Otoritas Palestina pergi ke Gaza dan menjalankan urusan Gaza tanpa solusi politik untuk Tepi Barat, seolah-olah Otoritas Palestina akan menaiki F-16 atau tank Israel? Saya tidak menerimanya. Presiden kami (Mahmoud Abbas) tidak menerimanya. Tak satu pun dari kami akan menerimanya."

Baca Juga: Tentara Israel Serang Gereja di Palestina, Dua Perempuan Tewas

Shtayyeh lebih lanjut menyoroti kebutuhan akan visi komprehensif dan damai, di mana Tepi Barat membutuhkan solusi, dan baru kemudian Gaza dapat dihubungkan dalam kerangka solusi dua negara.

Shtayyeh: Tepi Barat Wajib Dilibatkan dalam Perjanjian Kedaulatan Palestina

Shtayyeh juga menjelaskan bahwa prioritas utamanya adalah menghentikan pemboman di Gaza dan kekerasan di Tepi Barat, yang telah menewaskan banyak warga Palestina.

Otoritas Palestina berupaya untuk mendapatkan dukungan melalui KTT darurat Arab yang diharapkan dapat membantu dalam pembentukan negara Palestina yang fungsional.

Baca Juga: Kapal USS Blue Ridge Berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Besok Hari Terakhir Sebelum Keliling Dunia Lagi

Namun, Shtayyeh mengakui meningkatnya kemarahan publik terhadap Otoritas Palestina karena ketidakmampuannya untuk melindungi warga Palestina.

Meskipun kemarahan semakin meningkat dan situasi di Tepi Barat menjadi semakin berbahaya, dia menekankan bahwa mereka tidak akan meninggalkan pendekatan non-kekerasan hanya untuk mendapatkan popularitas.

Shtayyeh menyatakan, "Presiden Abbas bisa menjadi populer dalam satu menit. Dia bisa berkata: 'Oke, saya perintahkan pasukan keamanan Palestina untuk menembaki orang Israel.' Tapi dia adalah orang yang realistis."

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Ubah Hotel Mewahnya Pestana CR7 Jadi Tempat Pengungsian Korban Gempa Maroko

Situasi di Tepi Barat dianggap sulit, dan keputusan yang tepat menurutnya sulit untuk dibuat dalam konteks tersebut.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana

Tags

Terkini

Terpopuler