Terungkap! Tiongkok Miliki Gunung Berapi di Dasar Laut Usia 140 Juta Tahun, Ancaman Bencana Dahsyat

6 Juli 2020, 09:49 WIB
Ilustrasi Gunung Berapi /Pixabay/Julius_Silver

PR BOGOR - Tiongkok dikabarkan memiliki gunung berapi tersembunyi di kedalaman laut yang sudah berusia 140 juta tahun lamanya.

Keberadaan gunung berapi itu ditemukan di bawah Hong Kong, wilayah administrasi Tiongkok yang kini masih bersitegang.

Ilmuwan mengatakan, Supervulcano berusia 140 juta tahun itu akan memiliki letusan yang keras dan dapat membentuk wilayah geologi administratif khusus.

Baca Juga: Tongkat Kapolri Kian Memanas Jelang Masa Pensiun Idham Azis, Pakar: Penggantinya Sulit Diprediksi

Diberitakan di Pikiran-Rakyat.com, Senin 6 Juli 2020, supervulcano merupakan gunung berapi besar yang memiliki erupsi dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) delapan, nilai terbesar pada indeks.

Dengan begitu, volume simpanan letusan dari gunung berapi tersebut lebih besar dari 1.000 kilometer kubik.

Cukup untuk menghapus seluruh kota dari peta dan menyebabkan bencana global dari efek yang ditimbulkannya, seperti musim dingin nuklir.

Baca Juga: V BTS Berharap Krisis Covid-19 Segera Usai, ARMY: Hatimu Terbuat dari Segala Sesuatu yang Baik-baik

Geologi Hong Kong didominasi batuan beku, seperti granit dan batuan vulkanik, yang terbentuk selama periode letusan gunung berapi besar di era Mesozoikum.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Ancaman Bencana Dahsyat Tiongkok, Gunung Berapi Berusia 140 Juta Tahun Ditemukan di Bawah Hong Kong'.

Peneliti mengatakan, asal mula kota dapat ditelusuri kembali ke lava dan abu yang tertinggal setelah letusan supervulcano 140 juta tahun yang lalu di daerah tersebut. Temuan ini dibuat ahli geologi selama survei harian.

Mereka menemukan, batuan yang dilihat semuanya dapat dihubungkan dengan satu sumber, dan menjadikan penemuan itu sebagai yang pertama dari jenisnya di wilayah tersebut.

Baca Juga: Ungkap Siapa Ibu Kandung Upin Ipin sebagai Bahan Guyonan, Malaysia: Warga Indonesia Otaknya Hilang

Insinyur Teknik Sipil dan Pengembangan Departemen Geoteknik, Denise Tang Lai-Kwan, mengatakan, tahun 1012 silam, dia membenarkan jika kota utama terletak di gunung berapi yang sangat tua.

Meskipun sebagian besar sisa terendam, granit di Kowloon dan pilar-pilar batu di Kepulauan Ninepin dapat ditelusuri kembali ke sumber tersebut.

Rekannya, Dr Roderick Sewell, mengingat ketika sedang melakukan sesuatu yang besar tentang penjelasan untuk lanskap kota yang unik.

Baca Juga: Maudy Ayunda Diduga Bertengkar dengan Sang Pacar Sambil Live Instagram, Warga Twitter: Masa Pansos

"Momen 'ah-ha' bagi saya adalah menyadari bahwa segala sesuatu menunjuk pada satu sumber, sebuah gunung api super, satu sistem yang dapat melestarikan semua fitur geologis unik Hong Kong," ujar Dr Roderick Sewell.

"Kami hanya melihat sesuatu yang jauh lebih besar dari apa yang kami pikirkan hanya sekitar 50 gunung api super dalam sejarah umat manusia," tuturnya.

Dr Roderick Sewell mengatakan, mereka menduga akan ada lebih banyak yang akan masuk kedalam daftar setelah penemuannya.

Baca Juga: Terbongkar! Oknum Pegawai Starbucks yang Intip Pengunjung Wanita Mangaku Senang dengan Sang Korban

Kemudian tim memetakan seluruh sistemnya, berjalan dari Sai Kung timur ke Kowloon dan Pulau Hong Kong, dibentuk oleh lava serta abu yang tertinggal hingga menamakannya 'Pulau Supervulcano Tinggi' setelah pulau Sai Kung, yang menandai tepi puncak gunung berapi.

Kaldera selebar 18 kilometer dari supervolcano terbentuk ketika tekanan tinggi dan panas pada inti bumi menyebabkan permukaannya runtuh dan bagian terdalam dari gunung berapi itu tetap berada di bawah tengah kota, di Kowloon dan Pulau Hong Kong, tempat sisa kantong magma ditandai dalam bentuk granit.

"Dari granit di Kowloon, ke kolom heksagonal besar di Grup Ninepin (pulau), kita akhirnya dapat menjelaskan tautan dan sumber fitur lanskap ini," ujar Denise Tang Lai-kwan.

Baca Juga: Kunjungi PBNU, MPR RI Nyatakan Setuju DPR Batalkan Pembahasan RUU HIP yang Menuai Kontroversi

Pilar vulkanik heksagonal yang meliputi sebagian besar wiayah Sai Kung bagian timur terbentuk ketika lapisan tebal abu vulkanik didinginkan dan dikontrak.

Akan tetapi yang unik mengenai pilar-pilar batu tersebut, mereka miring ke timur sebesar 30 derajat, yang menunjukkan keseluruhan sistem telah miring karena kekuatan tektonik.

"Kemiringan sistem tersebut membuat banyak perbedaan. Erosi dan pelapukan menyajikan bagian melintang dari kaldera yang memberi ahli geologi jendela ke dalam anatomi gunung berapi dengan sangat rinci," tutur Dr Sewell.

Baca Juga: Menkes Terawan Dinilai Biang Kerok Penanganan Covid-19, Faisal Basri: Dia yang harus Dipecat Pertama

Beruntungnya, tidak ada alasan untuk takut karena para ahli mengatakan, jika gunung berapi itu sekarang sudah punah dan tak menimbulkan ancaman bagi Hong Kong.

Namun, ketika gunung terakhir meledak 140 juta tahun yang lalu, itu akan membuat langit menjadi gelap dengan 312 mil kubik abu, cukup untuk menyelimuti seluruh wilayah.

Kemungkinan besar saat gunung berapi itu meletus, memusnahkan segala bentuk kehidupan dan menyebabkan kekacauan di tahun-tahun berikutnya.***(Rahmi Nurfajriani/PR)

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler