Walikota Washington Memilih 'Bertempur' dengan Gedung Putih, Muriel Bowser Menentang Donald Trump

8 Juni 2020, 07:43 WIB
Walikota Muriel Bowser melihat tanda Black Lives Matter yang dilukis di jalan, selama protes nasional terhadap kematian di tahanan polisi Minneapolis dari George Floyd, di Washington, DC, AS, 5 Juni 2020.*// /Khalid Naji-Allah Executive Offi/REUTERS

PR BOGOR - Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser memilih untuk bertempur melawan pejabat dari Republikan di Gedung Putih atas insiden kematian pria kulit hitam, George Floyd.

Hingga kini situasi di Amerika Serikat semakin memanas akibat peristiwa yang melukai kelompok kulit hitam di negara tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari Malaymail, Senin 8 Juni 2020, Bowser merupakan salah satu dari tujuh walikota perempuan kulit hitam di 100 kota terbesar Amerika, mendeklarasikan dan mendukung kampanye Black Lives Matter.

Baca Juga: Klaster Baru Ditemukan di Markas Polisi, 5 Anggota Dinyatakan Positif Terkonfirmasi Covid-19

Upaya yang dilakukan Bowser adalah dengan menamai jalan di Lafayette Square di seberang Gedung Putih dengan sebutan Black Lives Matter Plaza.

Walikota dari Partai Demokrat ini, melukis huruf kuning raksasa bertuliskan 'Black Lives Matter' diikuti oleh bendera kota di jalan yang membentang dua blok kota mengarah ke alun-alun.

Bowser mengunggah sebuah video di akun twitternya yang diambil dari atap gedung terdekat dan ditujukan ke Gedung Putih.

Baca Juga: Bandung Raya Mulai Masuk Musim Kemarau, Tanda-tanda Tampak di Depan Mata

“Ada orang yang ingin didengar dan dilihat, dan agar kemanusiaan mereka diakui, dan kami memiliki kesempatan untuk mengirim pesan itu dengan keras dan jelas di jalan yang sangat penting di kota kami," kata Bowser.

Glynda Carr, presiden dan kepala eksekutif Higher Heights for America PAC, sebuah komite aksi politik yang didedikasikan untuk membantu lebih banyak perempuan kulit hitam liberal memenangkan kantor elektif mengatakan, Bowser menunjukkan kepada dunia bahwa ia memimpin, tidak terikat dan tidak terikat.

"Organisasi Carr tidak pernah mengumpulkan uang untuk Bowser," katanya.

Baca Juga: Lockdown di Malaysia Dibuka Pekan Depan, Tak Ada Lagi Larangan Perjalanan Domestik

Sementara itu, Donald Trump menilai, tindakan yang dilakukan Bowser tidak kompeten.

Menurut Donald Trump, status Washington sebagai kursi pemerintah federal tidak selalu cocok untuk penghuninya atau pemimpin terpilih.

Menurut Biro Sensus, populasi Kota Washington sekitar, 700.000 orang atau setara 46,4 persen berkulit hitam dan 45,6 persen berkulit putih, secara politis liberal dan sangat demokratis.

Baca Juga: Mal di Bogor Bersiap Normal, Bima Arya Minta Bukti Kesiapan Pengelola

Protes yang sedang berlangsung atas kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal dalam tahanan polisi di Minneapolis bulan lalu, telah meningkatkan ketegangan dan mendorong Bowser menjadi sorotan nasional.

Bowser mendukung demonstran damai sambil mengecam kekerasan dan penjarahan.

Donald Trump sebelumnya menganjurkan tanggapan militer terhadap kerusuhan sipil dan bahkan memanggil kontingen pasukan tugas aktif ke Washington. Meskipun mereka tidak pernah dikerahkan di jalan-jalan.

Baca Juga: Terbukti Tiongkok Sembunyikan Virus Corona, Jauh Hari Sebelum Lapor ke WHO Ilmuan Diminta Bungkam

Aksi Donald Trump tersebut lantas ditantang Bowser. Dia tidak ingin ada pasukan militer di Washington.

Ketika Trump mengancam para pengunjuk rasa yang datang dekat Gedung Putih dengan 'anjing-anjing jahat' dan 'senjata-senjata tak menyenangkan', Bowser membalasnya dengan komentar yang kontraproduktif.

“Tidak ada anjing ganas dan senjata tidak menyenangkan. Hanya ada pria yang takut. Takut sendiri. Saya menyerukan kota kita dan bangsa kita untuk menahan diri meski Presiden ini terus berusaha memecah belah kita," tulis Bowser di akun Twitternya.***

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Malay Mail

Tags

Terkini

Terpopuler