Gaharu Punya Peluang Cegah Virus Corona, Begini Penjelasannya

- 10 April 2020, 17:40 WIB
POHON Gaharu yang dapat memproduksi minyak Gaharu.*
POHON Gaharu yang dapat memproduksi minyak Gaharu.* /WINDIYATI RETNO/PR/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Merebaknya wabah corona terus membawa kesedihan dan kekhawatiran bagi masyarakat dunia tak terkecuali di Indonesia.

Hal ini membuat banyak para peneliti di dunia bekerja keras untuk menemukan obat yang mampu menyembuhkan dari infeksi virus ini.

Salah satu peneliti Indonesia, Jonner Situmorang juga turut serta melakukan penelitian terkait hal tersebut.

Baca Juga: Jumlah Kasus COVID-19 di Indonesia Bertambah, 3.512 Orang Positif

Peneliti Gaharu dan Minyak Atsiri dari SEAMEO BIOTROP IPB ini meyakini, tanaman Gaharu berpeluang membantu pencegahan dan mendukung pengobatan bagi penderita COVID-19.

Dalam riset yang dilakukannya, gaharu banyak digunakan sebagai obat berbagai penyakit seperti rematik, obat penguat selama kehamilan dan sesudah melahirkan, cacar dan malaria.

Selain itu juga bisa untuk mengatasi sakit perut, obat asma, antibiotik untuk TBC, tifus dan diare, obat hepatitis, liver, dan beberapa penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus.

Baca Juga: Susul wilayah DKI Jakarta, Kota Depok Siap Berlakukan Aturan PSBB

Pembentukan minyak gaharu menurut Jonner terbilang unik dan berbeda dengan semua jenis tanaman penghasil minyak atsiri lainnya.

Dalam kondisi sehat, pohon gaharu tidak akan menghasilkan kandungan minyak. sehingga pohon gaharu harus sakit secara spesifik terlebih dahulu supaya minyak gaharu bisa dihasilkan.

Serangan konsorsium mikroba ini yang akan merangsang pohon gaharu untuk menghasilkan senyawa gaharu dalam rangka respon pertahanan inang.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Tingkatkan Imunitas, Peneliti IPB Sebut Gaharu Berpeluang Cegah COVID-19"

“Jadi sebenarnya di setiap pohon gaharu, belum tentu mengandung minyak gaharu. Hanya saat pohon itu menghadapi serangan, dia akan memunculkan minyak tersebut sebagai media pertahanan,” ujar Jonner kepada Pikiran Rakyat, Jumat 10 April 2020.

Serangan patogen yang bersifat kontinyu dan dalam waktu yang lama akan menyebabkan pohon gaharu hidup merana lalu mati.

“Bangkai kayu gaharu diyakini sudah mengandung minyak gaharu yang banyak dan berkualitas.

Baca Juga: COVID-19 Meluas, Trump Justru Tanda Tangani Perintah Penambangan Bulan

Pohon gaharu digolongkan mulia karena sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya pada ritual agama dan pengobatan,” ucap Jonner.

Para peneliti biasanya melakukan rekayasa dengan cara memberikan patogen ke pohon gaharu untuk memperoleh minyak gaharu.

“Sebenarnya pohon usia 1 tahun juga sudah bisa dibuat sakit, tetapi untuk tujuan bisnis, dipilih yang lebih tua, karena mengarah pada kekuatan bunga dan buah,” kata Jonner.

Baca Juga: DKI Jakarta Resmi Terapkan Aturan PSBB, Eman: Harus Ada Ketegasan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengkategorikan pohon ini sebagai pohon terancam punah, namun karena banyaknya khasiat dari tumbuhan ini, gaharu banyak dibudidayakan.

“Minyak gaharu memang cukup mahal, tergantung kualitasnya ada yang Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta, kalau kualitas super ada yang sampai Rp 70 hingga Rp 100 juta per kg,” ucap Jonner.

Lebih lanjut Jonner mengatakan, proses fisiologis terbentuknya minyak gaharu bisa menjadi alasan bagi Indonesia untuk mencoba menggunakan gaharu sebagai obat pencegahan dan penyembuhan COVID-19.

Baca Juga: Bahaya dari Penyakit Meningitis, ini Faktor Risiko Penyebabnya

Namun, untuk digunakan sebagai obat yang mampu menyembuhkan COVID-19 masih perlu dilakukan uji klinis dan penelitian lebih lanjut.

“Penelitian tentang khasiat dari gaharu ini memang belum tuntas, yang jelas minyak gaharu bisa meningkatkan imunitas yang bisa menangkal corona,” tutup Jonner.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x