MLBB SEA Games 2023: Dear PBESI, Evaluasi Kinerja Kalian Bukan Bentuk Liga Esports Nasional

14 Juni 2023, 08:00 WIB
Momen sedih roster Timnas MLBB Indonesia usai dipastikan gagal melaju ke semi final SEA Games 2023. /MPL Indonesia

PEMBRITABOGOR.COM - Timnas MLBB Indonesia alami dua kali kekalahan di SEA Games 2023. Praktis, hal ini buat langkah Sang Garuda meraih medali harus terhenti.

Dalam gelaran hari pertama pada Jumat, 12 Mei lalu, Indonesia kalah 0-1 atas Kamboja dan Myanmar. Tim yang diperkuat oleh Sanz, Alberttt, DreamS, Branz, Saykots, Kiboy, dan Vyn ini gagal lolos ke semi final.

Alhasil, laga di hari kedua versus Singapura tak berarti apapun bagi Indonesia. Kedua tim ini sama-sama alami dua kekalahan beruntun, hingga tak lolos ke babak semi final.

Baca Juga: Kenapa Filipina Bisa Jadi Tuan Rumah M5? Moonton Beberkan Alasannya!

Ada pertanyaan besar mengenai performa Sang Garuda di cabang olahraga MLBB SEA Games. Mengingat mereka sebelumnya jadi unggulan perebut medali emas bersama dengan Filipina pada edisi ini.

Dalam dua edisi SEA Games sebelumnya, medali perak jadi catatan terbaik Timnas MLBB Indonesia. Pada 2019, tim yang diasuh oleh Tibolt dihentikan langkahnya oleh tuan rumah Filipina di babak final.

Edisi selanjutnya, Indonesia masih menurunkan beberapa pemain kunci seperti Alberttt, Vyn, dan Sanz. Namun, Filipina lagi-lagi jadi penjegal Timnas raih medali emas.

Baca Juga: Bekuk Sang Raja, Age Nilai Roster Musim Ini Terus Jaga Mental Baja

Perjalanan Timnas malah lebih buruk dari dua edisi tersebut. Saat hadapi Kamboja, Indonesia sempat unggul di early game, namun kalah saat momen war di area lord pada menit ke-33.

Lagi-lagi Indonesia kalah karena momentum lord. Myanmar dengan penjagaan ketat dari dua wakil Falcon Esports, Naomi dan Justin buat kelimpungan Alberttt dan kawan-kawan.

Naomi dan Justin berhasil shut down Saykots saat cek lord di menit ke-15. Kalah jumlah, Indonesia dibuat mundur oleh kedua roster ini hingga lord dikalahkan dengan mudah oleh Kenn.

Permainan Kamboja dan Myanmar terlihat padu karena faktor pemilihan roster. Kamboja memilih kombinasi roster CFU Gaming dan BURNxFLASH untuk SEA Games.

Baca Juga: Resmi! Roster Timnas MLBB SEA Games 2023 Kamboja, Trio EVOS Jadi Debutan

Nhem Candavan (CFU Gaming) dipilih oleh federasi Esports Kamboja meski berstatus debutan di ajang internasional. Saat laga versus Indonesia, ia begitu tangguh bermain Lancelot tank meski ada beberapa momen kalah gold.

Kemampuan individu Nhem ini ditopang oleh tiga roster BURNxFLASH yang sudah bermain bersama, yaitu ImYourATM (EXP laner), D7 (roamer), dan CCat (mid laner).

Tiga pemain ini begitu sinergi sejak gelaran M4. Sinergi ini didapat dari kemampuan shout call yang baik dari D7 sebagai roamer.

Baca Juga: Gloo Jadi Rebutan di M4, Memang Sekuat Apa Sih?

Dari permainan Kamboja versus Indonesia, macro play dari D7 begitu baik. Ia terus menempel Alberttt dan Branz, kedua damage dealer tim Indonesia sekaligus tidak membuat Nhem kehilangan objektif penting

Hasilnya, momen terbaik dari D7 terjadi pada menit ke-33. D7 bersama dengan ImYourATM menjaga ketat Alberttt saat kontes lord. Di sisi lain, posisi Indonesia kalah jumlah karena Branz fokus untuk clear wave minion.

Setelah Nhem dapatkan lord, tugas D7 selanjutnya adalah mematikan pergerakan Saykots dan Alberttt. Indonesia dipaksa mundur hingga menyisakan Sanz yang sendirian di base.

Baca Juga: Hero Franco-nya DreamS Jadi Mimpi Buruk Geek Slate

Permainan D7 ini jadi pengingat bahwa tugas roamer dalam laga best-of-one (BO1) sangat penting. Hidup atau mati, itulah kondisi yang terjadi pada format laga tersebut.

Semua lini dalam game Mobile Legends sangat berpengaruh dalam format BO1. Namun, sejauh pengamatan penulis, yang paling jadi penentu adalah roamer.

Pada format BO1, roamer dituntut ekstra untuk membuat momentum kemenangan. DreamS kurang begitu terlihat di SEA Games 2023.

Tipe DreamS selama di MPL ID S11 yang jarang jadi shoutcaller tim jadi penyebabnya. DreamS bagus dalam bermain roamer pick-off seperti Franco, tapi di late game strategi pick-off malah jadi bumerang.

Baca Juga: Bursa Transfer Terbaru MPL ID S10: Dreams dan Sutsujin Promosi ke EVOS Legends, Ferxiic-Bajan Turun ke Tim MDL

Ditambah roamer yang sering shoutcall seperti Kiboy dan Vyn tidak jadi opsi utama bagi Zeys. Terlihat saat masuk late game. Formasi berantakan, DreamS tak bisa menjadi game changer, serta jadi orang pertama yang di-kill musuh.

Pada format BO1, roamer cover jadi ancaman bagi Indonesia. Salah satu contohnya, Khufra-nya Naomi terus buat momentum. Hasilnya, sepuluh assist dicetak Naomi dalam laga tersebut.

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang harus disalahkan atas kegagalan tim MLBB pria Indonesia? Faktor pelatih? Faktor seleksi nasional federasi?

Baca Juga: Layaknya Kompetisi Sepak Bola Indonesia, Liga Esports Nasional Bergulir dengan Format Tiga Kasta

Kegagalan ini perlu dibedah secara sistemis. Perlu dilihat kinerja PBESI dalam seleksi nasional tiga edisi SEA Games terakhir.

Seleksi nasional terbuka yang digelar oleh PBESI buat pelatih punya keputusan final dalam memilih roster. Zeys, yang jadi pelatih utama, nyatanya tidak memilih back-up untuk damage dealer.

Dua lini tim MLBB pria, mid laner dan gold laner tidak ada pelapis. Zeys malah memilih tiga roamer dalam gelaran SEA Games tahun ini.

Baca Juga: EVOS vs RBL MPL ID S10, Zeys Beberkan Kunci EVOS Legends Tampil Konsisten di Paruh Musim Pertama MPL ID S10

Kedua lini ini dalam format BO1 memiliki beban psikologis yang begitu besar. Salah posisi sedikit jadi serangan balik bagi tim lawan. Bagaimana seharusnya komposisi tim nasional?

CEO Bigetron Alpha, Edson Chia pada Instagram Story berkata sistem seleksi terbuka tidak cocok diterapkan oleh Timnas. Pria yang akrab disapa Ko Ed ini menyebut lebih baik roster kunci Timnas diisi oleh lima orang dari tim Esports yang sama..

Ini diterapkan oleh tim MLBB ladies. Kelima roster kunci mereka semuanya dari Bigetron ERA. Hasilnya, mereka raih emas perdana SEA Games di nomor tersebut.

Berlainan dengan Ko Ed, Sekretaris Jenderal PBESI Frengky Ong dalam Instagram Story menyebut solusi pemilihan roster Timnas adalah pembentukan Liga Esports Nasional.

Baca Juga: Mengapa Tuan Rumah SEA Games Sering Jadi Juara Umum? Menilik Tradisi Tak Tertulis di Asia Tenggara

Tentu, pernyataan Frengky ini buat netizen sekaligus penulis skeptis. Liga Esports Nasional memang baik untuk pemerataan atlet MLBB, namun bukan jadi solusi satu-satunya bagi pemilihan roster.

Liga Esports Nasional lebih tepat disebut agensi talenta muda. Maksud penulis, liga ini jadi wadah roster tim Esports untuk menunjukkan bakat mereka sebelum masuk ke kolam yang lebih besar seperti MPL Indonesia.

PBESI harus mengingat bahwa prestasi Timnas tidak bisa diraih secara instan, apalagi dengan persiapan yang pendek.

Baca Juga: Presiden POC Abraham Tolentino: Soal Esports, Antusiasme Indonesia dan Filipina Mirip

Belajar dari seleksi SIBOL Filipina, untuk buktikan diri layak mewakili negara, dibangun iklim kompetitif antar tim Esports yang bertanding.

Lebih baik roster tim nasional dibentuk dari satu tim Esports beserta staf yang saling terhubung satu sama lain, baik dari segi gameplay maupun kondisi mental.

*) Isi artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya.

Dapatkan update berita pilihan seputar Bogor, Jawa Barat, nasional, dan breaking news setiap hari dari https://bogor.pikiran-rakyat.com. Caranya klik link https://gnews/prbogor kemudian klik tombol ikuti. Setelahnya, Anda bisa mengetahui informasi terbaru dari kami.***

Editor: Ina Yatul Istikomah

Tags

Terkini

Terpopuler