PR BOGOR - Kabar soal kaburnya Rachel Vennya dari karantina di Wisma Atlet hingga saat ini masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan.
Terkait kasus Rachel Vennya tersebut, dr. Tirta menyebut kemungkinan adanya beberapa oknum yang terlibat.
Hal itu diungkap dr. Tirta saat ia menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier pada Rabu, 20 Oktober 2021.
Awalnya, pria bernama asli Tirta Mandira Hudhi itu mengungkap rasa heran mengapa Rachel bisa menjalani karantina di Wisma Atlet, padahal tokoh-tokoh lain seperti Wishnutama saja tidak bisa.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Besok Jumat, 22 Oktober 2021: Jangan Menikah Hanya untuk Keuntungan Finansial
Berdasarkan penuturan dr. Tirta, Wisma Atlet diperuntukkan untuk para pekerja, TKI, TKW, dan mahasiswa yang sekolah di luar negeri.
"Yang jadi permasalahan adalah kenapa dia (Rachel Vennya) bisa di Wisma Atlet sementara tokoh-tokoh lainnya, Mas Wishnutama aja nggak boleh,"tuturnya.
Dari situ dia menduga bahwa ada oknum yang membantu Rachel sejak dia turun dari bandara.
"Berarti di sini ada oknum yang bantu dia sejak turun dari bandara, itu harus diselidiki, bukan hanya satu oknum," tuturnya.
Dr. Tirta juga menyampaikan soal dugaan adanya oknum yang memberi Rachel izin untuk jalani isolasi satu kamar dengan sang kekasih, Salim Nauderer.
Sebelumnya beredar kabar yang mengatakan bahwa Rachel meminta menjalani karantina satu kamar dengan Salim.
Menurut dr. Tirta, hal itu jelas menyalahi aturan karena orang yang tidak punya hubungan darah tidak boleh diisolasi satu kamar.
Lebih lanjut, pengusaha sepatu itu menjelaskan bahwa oknum ketiga adalah orang yang membawa Rachel pulang dari Wisma Atlet, saat dia baru menjalani karantina tiga hari.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cetak Gol Lagi di UCL, Pertanda Manchester United Bakal Juara?
"Dia cuma tiga hari terus pulang alasannya tidak sesuai prosedur, yang bawa pulang itu siapa," katanya.
Selanjutnya oknum keempat yang diduga terlibat dalam kasus mantan isti Niko Al Hakim adalah yang membawanya pergi ke Bali.
Menurut dr. Tirta hal tersebut seharusnya tidak terjadi karena saat ini untuk masuk ke pulau Dewata harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Dr. Tirta mempertanyakan bagaimana bisa riwayat perjalanan ibu dua anak itu tidak terlacak oleh aplikasi tersebut.
"Setelah pulang dia langsung ke Bali. Padahal kalau kita ke Bali itu harus pakai PeduliLindungi, dari situ kita akan ke-track riwayatnya. Lah masa ini nggak ke-track riwayatnya bepergian terakhir?" ucap dr. Tirta heran.***