Kasus Perundungan Marak Terjadi, Ayah-Ibu Yuk Kenali Apa Itu Bullying dan Dampaknya Terhadap Anak

- 17 Maret 2021, 20:50 WIB
Kasus Perundungan Marak Terjadi, Ibu Ayah Yuk Kenali Apa Itu Bullying dan Dampaknya Terhadap Anak. Anak korban bully akan menunjukan gejala.
Kasus Perundungan Marak Terjadi, Ibu Ayah Yuk Kenali Apa Itu Bullying dan Dampaknya Terhadap Anak. Anak korban bully akan menunjukan gejala. / /FREEPIK

PR BOGOR - Baru-baru ini, kasus perundungan alias bullying marak terbongkar di antara idol Korea Selatan. 

Sebagaimana dilaporkan Soompi, skandal kasus bullying ramai mencuat ke publik usai kasus perundungan oleh atlet bola voli nasional Korea Selatan, Lee Jae Yeong dan Lee Da Yeong terungkap.

Kasus perundungan atau bullying sendiri bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja, termasuk di Indonesia. Di Indonesia sendiri kasus perundungan bahkan marak ditemukan via media sosial. 

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING All England 2021 Tayang Malam Ini Mulai Pukul 21.00 WIB, Enam Wakil Indonesia Siap Berlaga

Menurut hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014, tindakan perundungan terjadi hampir di setiap sekolah di Indonesia.

Tetapi, hanya 87 kasus bullying yang dilaporkan ke sektor pendidikan. Tentu saja hal ini meresahkan orang tua, para gurum dan staf pengajar.

Yuk kita kenali apa itu bullying?

Sebagaimana dilansir dari laman Kemenpppa, bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai penindasan/risak.

Baca Juga: Jalankan Perpres No 102 Tahun 2020, Ketua KPK Firli Bahuri Bertemu Kapolda dan Kejati Jabar

Tindakan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus disebut sebagai bullying atau perundungan.

Terdapat banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitasvirtual.

Bullying dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, berikut ulasannya:

Baca Juga: Tak Sadar Berat Badan Tiba-tiba Meningkat? Ternyata Ini 7 Penyebabnya, Salah Satunya Kurang Minum Air!

1. Kontak fisik langsung

Tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang,mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.

2. Kontak verbal langsung

Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu,memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put- downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.

Baca Juga: Kunjungi Polda dan Kejati Jabar, Ketua KPK Perkuat Koordinasi dan Tugas Supervisi Antar Penegak Hukum

3. Perilaku non-verbal langsung

Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.

4. Perilaku non-verbal tidak langsung

Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.

Baca Juga: LINK STREAMING Drama Korea Mouse Episode 5, Tayang Malam Ini Pukul 20.30 WIB di tvN

5. Cyber Bullying

Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial)

6. Pelecehan seksual

Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.

Baca Juga: Puasa Ramadhan Sebulan Lagi, Fatwa MUI Vaksinasi Covid-19 Tidak Membatalkan, namun Perhatikan Hal Ini

Perlu diketahui, dampak bullying bagi korban sangatlah beragam. Dampak bisa dirasakan korban perundungan baik secara fisik maupun mental. 

Bagi korban, dampak yang biasanya dirasakan adalah munculnya rasa depresi, marah, prestasi akademik menurun, hingga tes IQ menurun.

Dampak perundungungan sendiri tak hanya dirasakan oleh korban, tetapi tak jarang pelaku perundungan juga merasakan dampak ini.

Baca Juga: AKSES LINK STREAMING Buku Harian Seorang Istri Rabu, 17 Maret 2021 Malam Ini Pukul 18.20 WIB

Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi.

Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan.

 

Hal yang patut diketahui oleh orang tua adalah, anak-anak cenderung berbohong dan menyembunyikan fakta bahwa di sekolah mereka adalah korban bullying. 

Baca Juga: Video Syur 3 Menit 18 Detik di Bogor Viral di Bandung, Ini Penjelasan dari Polisi

Sehingga, tanda-tanda ini perlu diperhatikan. Jika anak mengalami gejala ini, maka bisa jadi dia telah menjadi korban bullying.

1. Nafsu makan berkurang
2. Tiba-tiba tidak punya teman atau menghindari interaksi sosial
3. Barang-barang miliknya sering hilang atau hancur
4. Susah tidur
5. Kabur dari rumah
6. Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya
7. Muncul luka di tubuhnya

Jika anak Anda menunjukkan ciri-ciri tersebut, cobalah ajak dia bicara empat mata. Mulailah obrolan dengan cara yang halus agar mereka mau mengutarakan isi hatinya.

Baca Juga: Ali Mochtar Ngabalin Foto Bareng dengan Sekjen PSI, Begini Reaksi Netizen

Tekankan bahwa mereka tidak pantas diperlakukan seperti itu. Jelaskan juga bahwa Anda akan selalu ada untuk mereka.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Soompi dan Berbagai Sumber. kemenpppa.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah