Unair Rampungkan Obat Covid-19 Hasil Kerjasama Bersama TNI, Polri, dan BIN, Diklaim Pertama di Dunia

18 Agustus 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi obat Covid-19.*/ /Pixabay

PR BOGOR - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur segera menyelesaikan penelitian obat penanganan pasien Covid-19.

Dilaporkan di PMJ News, penelitian yang dilakukan bersama TNI AD, BIN, dan Polri itu disebut akan menjadi obat Covid-29 pertama di dunia.

“Karena ini akan menjadi obat baru, maka diharapkan ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia,” ujar Rektor Unair, Mohammad Nasih belum lama ini.

Baca Juga: BLT Karyawan Swasta Cair Pekan Depan, Jangan Lupakan 6 Syarat Pengambilan Dana Subsidi Pekerja

Baca Juga: Beruntungnya Bayi Kembar Lahir di Pesawat, Mendapat Tiket Penerbangan Gratis Sepanjang Hidupnya

Nasih menjelaskan, obat baru tersebut merupakan hasil kombinasi dari tiga jenis obat.

Menurutnya, di luar negeri ketiga obat itu diberikan satu per satu kepada pasien. Hasil kombinasi itu menunjukkan efektivitas yang besar.

Lebih lanjut, dosis yang dihasilkan pun lebih rendah jika dibandingkan saat obat itu diberikan secara satu per satu kepada pasien.

Baca Juga: BLT Karyawan Swasta Dipastikan Cair 25 Agustus, Jokowi Diminta Berikan Hak Sama Bagi Guru Honorer

Baca Juga: 17 Perusahaan Tiongkok Senilai Rp500 Triliun Hijrah Ke Indonesia, Jadi Kado Kemerdekaan ke-75 RI?

Nasih mengklaim, meskipun hasil kombinasi BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan obat baru.

“Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya,” tuturnya.

Menurut Nasih, pengembangan obat Covid-19 sudah dilakukan sejak Maret 2020 lalu. Prosedur yang dilalui telah mengikuti yang semua yang disyaratkan oleh BPOM.

Baca Juga: Sejumlah Tokoh dan Mantan Panglima TNI Deklarasikan KAMI di Tugu Proklamasi, Diikuti Sejumlah Daerah

Baca Juga: HUT ke-75 RI Tim Merauke Bertugas Turunkan Merah Putih, Komandan Upacara Kepala Densus 88 Antiteror

Saat ini, obat tersebut sedang menunggu izin edar dari BPOM sebelum diproduksi massal.

“Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kita tetap masih menunggu izin produksi dan edar BPOM. Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM,” ungkap dia.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler