Rocky Gerung Bilang Milenial Ala Megawati Bukan Mereka yang Suka Turun ke Jalan, Tapi yang di Istana

- 1 November 2020, 08:28 WIB
pengamat politik dan filsuf Rocky Gerung komentari pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dengan Gerakan Pemuda Ansor/ Youtube Rocky Gerung Official
pengamat politik dan filsuf Rocky Gerung komentari pertemuan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dengan Gerakan Pemuda Ansor/ Youtube Rocky Gerung Official /

PR BOGOR - Pengamat politik, Rocky Gerung menyoroti pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menyinggung soal sumbansih kaum milenial.

Rocky Gerung menilai pernyataan Megawati Soekarnoputri itu pada dasarnya untuk menegur para generasi muda yang berada di dalam istana.

"Biar adil buat bu Mega, mungkin ibu Mega menegor milenial yang ada di istana, bukan milenial yang ada di jalan," ujarnya, melansir Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Rock Gerung Official yang tayang pada 31 Oktober 2020.

Baca Juga: Prambanan Jazz Festival 2020, Tompi Kenang Mendiang Glenn Fredly: Menyenangkan Tapi Ada yang Kurang

Menurut Rocky Gerung, anak muda yang dimaksudkan Megawati bukanlah mereka yang sering turun ke jalan untuk berunjuk rasa, termasuk juga para anak STM yang suka berkelahi karena jika manja mereka pasti memilih berdiam diri di rumah.

Pernyataan Megawati itu lebih pas dimaknai kaum milenial yang ada di Istana, yang direkrut Presiden Jokowi. Artinya mereka adalah anak-anak manja.

Seperti yang diketahui di awal kepemimpinannya pada periode ke-2 Jokowi terkesan ingin mengisi sebagian anggota kabinet dengan generasi milenial.

Baca Juga: Susul Kabar Negatif Covid-19 Cristiano Ronaldo, Kasus Baru Terkonfirmasi di Sejumlah Klub Serie A

"Saya kira betul, bu Mega menegur pak jokowi jangan piara milenial yang manja. Nah itu mesti dilanjutin tuh, kalau milenial yang beringas, milenial yang paham tentang keadilan itu penting walaupun mereka tidak di istana tapi di jalan," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Rocky Gerung Soroti Pernyataan Megawati: Mungkin Menegur Milenial di Istana'.

Namun, menurut Rocky Gerung pernyataan dari Megawati itu ada salahnya juga.

Pasalnya tanpa ia sadari generasi milenial menyampaikan aspirasi yang baik kepada Presiden Jokowi melalui Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Pemeran James Bond Aktor Sean Connery Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun, Sempat Dapat Gelar Bangsawan

"Cucunya pak luhut milenial kan jadi cucu pak luhut beri ide cemerlang loh dan gak manja. Jelas milenial yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara," katanya.

Perlu diketahui cucu dari Menko Luhut memberikan asprasi terkait cara sosialisasi Omnibus Law terhadap masyarakat.

Bahkan bagi Rocky politik di Indonesi telah dikuasai oleh generasi milenial tanpa banyak orang sadari.

Baca Juga: Ada 4 Hal yang Disampaikan NU ke Jokowi Soal Perkembangan di Prancis: Umat Islam Jangan Terprovokasi

Tak hanya anak-anak muda di dalam istana tetapi juga mereka yang suka nongkrong.

Mengambil contoh komika Bintang Emon dan salah satu mahasiswa ITB yang menurut Rocky Gerung merupakan anak-anak milenial yang ingin memajukan Indonesia.

Rocky Gerung mengungkapkan generasi milenial tidak hanya sebagai pemantau perpolitikan di Indonesia tetapi juga turut mengaktifkannya.

Baca Juga: Album Baru BE BTS Bercerita Tentang New Normal, Big Hit Entertainment: Ini Renungan Terdalam BTS

"Jadi saya anggap permainan politik indonesia tidak hanya sekedar disaksikan oleh milenial tetapi juga diaktifkan oleh mereka," kata Rocky Gerung.

"Melalui komentar-komentar cerdas tadi, itukan percakapan politik mutakhirkan mustinyakan dengan cara semacam satire yang dibuat oleh milenial," tambahnya.

Rocky Gerung juga mengungkapkan jika kaum elite atau kolonial tak mengerti jika generasi milenial berima di 'awan' yang secara tidak langsung menjadi helikopter yang memantau perpolitikan yang ada.

Baca Juga: Senin Besok Ormas Islam Bakal Demo Duta Besar Prancis, Mahfud MD: Ingat Jangan Sampai Rusaki Fasum

"Nah ibu Mega mungkin gagal atau belum mampun untuk menapis kemampuan milenial untuk mengabstraksikan politik. Saya menganggak bahwa era kita sudah masuk dalam native digital," imbuhnya.***(Rahmi Nurfajriani/PR)

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x