Ada sekitar 50 tempat cuci tangan yang rusak akibat kerusuhan dan seluruhnya sudah diamankan di kantor UPT Malioboro.
Diketahui, aktivitas di kawasan Malioboro Yogyakarta lumpuh total akibat aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja, Alhasil para pedagang kaki lima (PKL) dan toko-toko di sepanjang Malioboro memilih tutup.
Seorang pedagang kaki lima di kawasan Malioboro yang tergabung dalam Paguyuban Handayani, Sogi Wartono, menyesalkan aksi massa yang semula berjalan damai kemudian menjadi rusuh.
Baca Juga: KPK Periksa Budi Santoso, Diduga Terlibat Kasus Korupsi PT DI dari Tahun 2007 Sampai 2017
"Kami tidak menyangka aksinya bakal sebesar itu dan ricuh. Banyak gelas, piring, sampai tempat duduk kami yang rusak atau hilang," katanya, menambahkan bahwa saat itu pedagang sama sekali tidak bisa berkutik.
Sogi sudah meminta para pedagang yang tergabung dalam paguyuban menginventarisasi kerusakan dan kerugian akibat kerusuhan.
"Sebetulnya, jika aksi berlangsung damai, kami dari PKL akan merasa senang karena jumlah konsumen meningkat. Harapannya, jika ada aksi massa atau demo berlangsung tertib dan damai," katanya.
Baca Juga: Akui Suka Karya-karyanya WS Rendra, Fadli Zon Bacakan Puisi Berjudul 'Sajak Pertemuan Mahasiswa'
Dia sudah meminta para pedagang yang tergabung dalam paguyuban menginventarisasi kerusakan dan kerugian akibat kerusuhan.***