FOKSI Laporkan 3 Narasumber Film Dirty Vote ke Polisi, Punya Kaitan dengan Salah Satu Paslon Pilpres 2024

- 13 Februari 2024, 17:30 WIB
3 ahli hukum tata negara selaku pemeran utama film Dirty Vote, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
3 ahli hukum tata negara selaku pemeran utama film Dirty Vote, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. /Foto: X/@Dandhy_Laksono

PEMBRITA BOGORDewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (DPP Foksi) resmi melaporkan sutradara dan tiga pakar hukum tata negara yang menjadi pemeran dalam film dokumenter Dirty Vote pada Selasa, 13 Februari 2024.

Laporan tersebut diajukan ke Mabes Polri dengan terlapor Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari, Bivitri Susanti, beserta Dandhy Laksono selaku sutradara.

Ketua Umum Foksi, M. Natsir Sahib, menyatakan, "Kami sedang usaha laporkan. Kemarin kami telah laporkan hanya saja kekurangan berkas. Hari ini kami melengkapi berkas."

Baca Juga: Sinopsis Film Dirty Vote: Sentilan terhadap Rezim Jokowi yang Doyan 'Cawe-cawe' di Pilpres 2024

Pria yang akrab disapa Cak Natsir ini menilai film Dirty Vote yang membahas kecurangan Pemilu 2024 telah merugikan salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang ikut berkontestasi.

Dia menduga ada pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh keempat orang itu, terlebih film itu dirilis pada masa tenang menjelang hari pencoblosan.

"Di masa tenang memunculkan film tentang kecurangan Pemilu yang bertujuan membuat kegaduhan dan menyudutkan salah satu capres, itu bertentangan dengan UU Pemilu," ujarnya.

Baca Juga: Kacau! Film Dirty Vote Catat 8 Dosa Rezim Jokowi di Pilpres 2024: Mereka Punya Rencana Menangkan Satu Pihak

Demi memperkuat tuduhannya, Natsir menyinggung soal keterlibatan Zainal, Feri, dan Bivitri yang masuk dalam tim reformasi hukum di Kemenkopolhukam yang saat itu dijabat Mahfud MD yang mana menjadi cawapres nomor urut 3 mendampingi capres Ganjar Pranowo.

"Para akademisi itu telah menghancurkan tatanan demokrasi dan memenuhi unsur niat permufakatan jahat membuat isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga muncul fitnah dan data palsu yang disebar ke masyarakat," ucapnya.

Cak Natsir menyebut sutradara dan ketiga akademisi itu telah melanggar Pasal 287 ayat (5) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Baca Juga: Erick Thohir soal Isu Bansos Dipolitisi Jelang Pilpres: Saya Juga Bingung Kenapa Baru Diributin Sekarang?

Dia juga mendesak agar Bareskrim Polri dapat menindak kasus ini secara profesional. "Karena dilakukan di masa tenang, ini termasuk pelanggaran serius dan tendensius terhadap salah satu calon," ujarnya.

Siapa FOKSI? Organisasi yang Melaporkan 3 Narasumber Dirty Vote ke Polisi

Forum Santri Indonesia (FOKSI) umumkan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kantor DPP PSI , Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).
Forum Santri Indonesia (FOKSI) umumkan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kantor DPP PSI , Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023). /Foto: ANTARA/Hendri Sukma Indrawan

FOKSI diketahui erat kaitannya dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), salah satu partai pengusung pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dikutip dari berita ANTARA pada 1 November 2023 lalu, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyambut baik bergabungnya FOKSI ke partainya.

Dia bahkan menyebut PSI sebagai 'Partai Santri Indonesia'.

"PSI itu tidak hanya Partai Solidaritas Indonesia tapi PSI juga 'Partai Santri Indonesia'," kata Kaesang saat menyambut bergabungnya FOKSI di Kantor DPP PSI di Jakarta Pusat.

Kaesang mengatakan bahwa bergabungnya FOKSI ke PSI adalah langkah partainya untuk mendapatkan suara masyarakat konservatif. Putra Bungsu Presiden Joko Widodo tersebut menyebutkan PSI menerima semua kalangan.

"Sebenarnya bukan strategi atau apa sih tapi kami partai ingin membuka untuk semua temen-temen yang ingin bergabung mau dari apa pun lah," ujarnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat FOKSI Cak Natsir mengungkapkan alasan FOKSI bergabung ke PSI adalah panggilan sejarah untuk melakukan perubahan.

"Kenapa saya bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia ini sebenarnya adalah panggilan sejarah untuk melakukan perubahan," katanya.

Dia yakin kehadiran Kaesang di tubuh PSI membuat PSI menjadi satu-satunya partai milenial yang bisa melanjutkan perjuangan kaum milenial itu sendiri.

"Kehadiran Mas Kaesang membuat saya yakin bahwa PSI adalah partai yang bertransformasi menjadi satu-satunya partai milenial dan bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan yang disuarakan milenial itu sendiri," tutupnya.

PSI sendiri mengungkapkan bahwa mereka telah menerima 35 ribu anggota baru sejak Kaesang Pangarep dipilih sebagai Ketua Umum PSI.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah