"Batalkan program yg tak urgen spt Ibukota baru dan RUUHIP. Reshufle dan Bubarkan Lembaga?," imbuhnya.
Penanganan covid-19 sangat mengecewakn;target di Jatim lewat, jumlah korban meroket tembus rekor, NaKes banyak yg wafat dg persentase tertinggi sedunia. Maka jangan hanya marah pak @jokowi, focuslah. Batalkan program yg tak urgen spt Ibukota baru&RUUHIP. Reshufle&Bubarkn Lembaga? pic.twitter.com/JwzPvi5SvV— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) July 10, 2020
Diberitakan sebelumnya di Pikiranrakyat-bogor.com, pada Kamis 9 Juli 2020, tambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai rekor tertinggi mencapai 2.657 orang.
Baca Juga: Tagihan Listrik Kartika Putri Naik 2 Kali Lipat, Bulan Ini Bayar Rp17 Juta, Tak Mau Lagi Charge HP
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespon tambahan kasus Covid-19 tersebut.
Jokowi menyebutkan jumlah penambahan kasus positif ini sangat tinggi. Menurut dia, hal itu menunjukkan pertanda "lampu merah".
"Perlu saya ingatkan, saya kira ini sudah lampu merah lagi. Hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali. Hari ini 2.657," ujar Jokowi.
Baca Juga: Misinya Tangkap Buronan Djoko Tjandra, Menko Polhukam Mahfud MD Aktifkan Lagi Pemburu Koruptor
Jokowi menyampaikan responnya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah lantaran diketahui Kepala Negara tengah melakukan monitoring lokasi Food Estate dan proyek padat karya di Kab. Kapuas dan Kab. Pulang Pisau.
Kepala Negara tidak lupa memberikan arahannya di Posko Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah yang disiarkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.