Ustadz Adi Hidayat dan Quraish Shihab Puji Gus Baha, Keturunan Ahli Quran dan Kesayangan Mbah Moen

- 30 Juni 2020, 08:22 WIB
Gus Baha
Gus Baha /Jurnal Presisi/(Facebook Gus Baha Lovers)

PR BOGOR - Gus Baha, pedakwah dengan nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim, video ceremahnya kini banyak disukai masyarakat.

Video ceramah Gus Baha mulai dari yang berdurasi singkat, bahkan hingga sejam bermunculan di platform video YouTube.

Pembahasannya sangat beragam, mulai dari keilmuan fiqih, ekonomi, dakwah keagamaan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: RUU Ciptaker Bidang Pendidikan Ada Upaya Pengekangan Wewenang Mendikbud?, IPB Beri Masukan ke DPR RI

Penyampaian yang sangat humanis, disertai guyonan, membuat cara pandang Gus Baha disukai dan dengan mudahnya diterima masyarakat.

Ulama-ulama terkemuka di Indonesia juga tampak memberikan pujian dan pengakuan atas kealiman Gus Baha. Pengakuan itu bahkan datang dari Quraish Shihab, ahli tafsir Al Quran, ustadz Adi Hidayat, dan Ustadz Abdul Somad.

Dibalik penampilannya yang lekat dengan kemeja lengan panjang putih polos dan kopiah hitam yang sederhana, Gus Baha adalah ulama yang kajian-kajiannya banyak disukai umat.

Baca Juga: Suga BTS Sempat Gebet Temen Sekelas, Perjuangan Mendapatkan Sang Pacar Hingga Kirim Surat ke Radio

Yang baru mengenal Gus Baha lewat video-videonya di Youtube mungkin sejumlah pertanyaan akan muncul di benak kita, siapa sebenarnya Gus Baha?.

Artikel ini telah tayang di Portaljember.pikiran-rakyat.com dengan judul '6 Fakta Gus Baha, Ulama Berpenampilan Sederhana Murid Kesayangan Mbah Maimoen Zubair'.

Berikut kami rangkum fakta Gus Baha, sosok yang menguasai detail tafsir Al Quran berikut fikihnya:

1. Keturunan Ahli Quran

Diberitakan di Portaljember.pikiran-rakyat.com, Gus Baha merupakan putra ualama Ahli Quran yakni KH Nursalim Al Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Sebuah desa di pesisir utara Pulau Jawa.

Baca Juga: Usai Sepekan Lebih Rapat Tertutup, Istana Sengaja Viralkan Video Jokowi Jengkel Pada Kerja Menteri

KH Nursalim adalah murid dari KH Arwani Al Hafizh, Kudus, dan KH Abdullah Salam Al Hafizh, Pati. Dari jalur keluarga ayah inilah terhitung dari buyut hingga generasi keempat merupakan para ulama ahli Al Quran.

Sementara silsilah dari jalur sang ibunda, Gus Baha juga berasal dari keluarga besar ulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Pesarean Mbah Sambu berada di area Masjid Jami' Lasem, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat kota Rembang.

Baca Juga: Iklan-iklan Besar Mundur dari Facebook, Mark Zuckerberg Kehilangan Kekayaan hingga Rp103 Triliun

Gus Baha menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al Quran langsung dari ayahnya sendiri. Hingga di usia belia, Gus Baha telah mengkhatamkan hafalan Al Quran beserta qiraatnya dengan lisensi ketat sang ayah.

Selama ini karakteristik bacaan dari murid-murid Mbah Arwani memang sangat ketat dalam hal tajwid dan makhorijul huruf.

2. Murid Kesayangan KH Maimoen Zubair

Kiai Haji Maimoen "Mbah Moen" Zubair
Kiai Haji Maimoen "Mbah Moen" Zubair dok

Gus Baha merupakan sosok santri yang dekat dengan kiainya. Gus Baha dititipkan untuk mondok di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, asuhan KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) oleh ayahnya.

Baca Juga: Jokowi Ancam Reshuffle Kabinet Hingga Bubarkan Lembaga Negara, Kerja Menteri Dinilai Kurang Serius

Dia sering mendampingi Mbah Moen dalam berbagai kesempatan, mulai dari berbincang santai hingga urusan mencari jawaban atas berbagai persoalan.

Termasuk, menerima tamu-tamu dan para ulama yang berkunjung ke Al Anwar.

Gus Baha pun dikenal sebagai salah seorang santri kesayangan Mbah Moen. Pernah pada suatu ketika Gus Baha dipanggil untuk mencarikan jawaban atas suatu persoalan oleh Mbah Moen.

Baca Juga: Teori Tersembunyi di Balik MV Stay Gold BTS, Kebangkitan Suga hingga Bentuk Kasih Sayang V ke ARMY

Saking cepatnya jawaban masalah itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, Mbah Moen terharu dan berkata, "Iyo ha'... Koe pancen cerdas tenan" (Iya ha'... Kamu memang benar-benar cerdas).”

3. Lebih memilih mondok di Indonesia daripada Luar Negeri

Riwayat pendidikan Gus Baha sebenarnya hanya mondok di pesantren ayahnya di Narukan dan Al Anwar, Sarang, saja.

Kesempatan pernah menghampirinya saat sang Ayahanda menawari Gus Baha untuk melanjutkan pendidikan di Rushoifah atau Yaman.

Baca Juga: Fakta-fakta Lagu How You Like That Milik BLACKPINK, Kalahkan Stay Gold BTS hingga Simbol Keagamaan

Namun, Gus Baha memilih untuk tetap di Indonesia, berkhidmat pada Madrasah Ghozaliyah Syafi'iyyah di Pondok Pesantren Al Anwar dan pesantrennya sendiri LP3IA.

4. Meneruskan Pesantren Ayahnya

KH. AHmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.*
KH. AHmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.* /Jurnal Presisi

Gus Baha memutuskan pulang sementara waktu untuk merawat ayahnda yang jatuh sakit bersama keempat saudaranya sejak tahun 2005, silam.

Sebelum kembali ke kediaman ayahanda, Gus Baha bermukim di Yogyakarta. Di sana banyak masyarakat yang menimba ilmu langsung kepadanya.

Baca Juga: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Cerita Kelly Memiliki Rahim Ganda dan 2 Kandungannya Berisi Bayi Kembar

Hanya saja, Gus Baha tidak bisa melanjutkan pengajian rutin bersama masyarakat Yogyakarta lantaran sang Ayah meninggal dunia.

Lantas, Gus Baha melanjutkan tongkat estafet kepengasuhan di LP3IA Narukan sesuai amanat sang Ayah.*** (Hari Setiawan/Portal Jember/PRMN)

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Portal Jember (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x