PR BOGOR - Saat ini tidak terasa kita sudah tiba di penghujung tahun.
Tahun yang lama akan hilang, akan berganti dengan tahun yang baru.
Biasanya momen perayaan Tahun Baru dilaksanakan dengan gemerlap pesta kembang api dan konser musik yang megah di beberapa tempat keramaian.
Baca Juga: CEK FAKTA: Beredar Kabar UAS dan Tengku Zul Pensiun Berdakwah Usai Mantu Jokowi Terpilih, Benarkah?
Namun karena dunia tengah dilanda pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan, momen perayaan seperti itu mungkin jarang ditemukan.
Tak perlu khawatir, merayakan Tahun Baru bisa Anda lakukan di rumah bersama dengan sanak keluarga.
Bisa diisi dengan kegiatan makan malam bersama dan membaca puisi untuk mengenang momen sepanjang tahun 2020.
Baca Juga: Risma Dapat Tawaran Menteri Sosial dari Jokowi, PDIP Bilang: Informasi Itu Valid
Berikut 4 puisi yang dapat Anda baca sebagai referensimu, dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari berbagai sumber:
Catatan Akhir Tahun
Oleh: Sang Dhaif
Peluh keringatku terasa menetes satu warsa
Penuh berjuta intrik problematika kehidupan
Kakiku menapaki bukit duri penuh rintangan
Sempat bawa atma tersudut lembah nestapa
Tersaji berbagai pupuh wacana semua insan
Berlomba-lomba mencari sekeping pahala
Sahabat..lihat banyak terjerumus keegoisan
Hingga menghalalkan segala macam cara
Tiada lagi hiraukan tatanan norma agama
Hukum homo homuni lupus terpampang nyata
Tiada rasa empati kesetiakawanan sosial
Saling hujat, cela, sikut begitu kian tajam
Demi menggapai tujuan isi perut sang insan
Tak terasa detik waktu diambang akhir warsa
Atma menangis meratap penuh sesal adanya
Betapa miris catatatan akhit tahun dapatkan
Penuh bergelimang noda dosa hinggapi jiwa
Di penghujung tanggal akhir desember ini
Daku bermunajat penuh hikmat Illahi Robbii
Ya..Allah SWT diawal tahun baru akan tiba
Terangi jalan hamba-Mu dijalan cahaya
Dan ku jadikan catatan akhir tahun yang lalu
Bahan mengintrospeksi atma nuju kebajikan
Mengambil decisition maker penuh rahmat
Gaungkan tali satu jiwa persaudaraan
Baca Juga: Libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Tips Aman Liburan saat Pandemi Covid-19, Perhatikan Nomor 8
Puisi Penghujung Desember
Oleh: Putri Rengganis
Entahlah
Desember selalu memberiku kelam
Begitu kejam memberiku sepi
Seperti telah melemparkanku ke hutan belantara
Menghempaskabku di tengah badai
Mengasingkanku di planet sunyi
Membekukan hati
Mengaburkan rasa
Mematahkan kesejatian cinta
Dipenghujung ini
Ingin kutittipkan semua sesak
Semua yang mencekamku
Semua resah
Kecewa
Dari luka yang bersisa
Ah Desember
Aku masih mengharap embun
Menitik indah diujung daun
Menunggu bias matahari pagi
Tuk sekedar mengukir senyum
Menatap masaku yang akan datang
Terimakasih Desember
Warna yang kau beri di ujung tahun adalah pelangi hidupku
Selamat tahun baru
Berilah aku senyum dan bahagia ditahun depan
Baca Juga: Soal Kabar Risma Ditunjuk Jokowi Jadi Mensos Gantikan Juliari Batubara, Pakar: Disenangi Presiden
Menyambut Tahun Baru
Oleh Cepi A. Anwari
Suasana semarak bersahutan dengan bunyi keceriaan
Dikala suka cita berpadu bersama mereka
Ketika tahun lalu beranjak meninggalkan jejak
Digantikan harapan ditahun baru
Gebyar kegembiraan mewarnai setiap jiwa
Bukan untuk berhura-hura semata
Sebab masih ada kegiatan lebih berguna
Sambutkah tahun baru dengan semangat pembaruan
Barukan gairahmu menghadapi kenyataan
Barukan cinta dan kasih sayangmu antar sesame
Tebar senyum kepada mereka disekelilingmu
Berbagi manfaat atas apa yang kita punya
Sebab tahun baru masihlah sama
Tiada beda dengan tahun-tahun telah berlalu
Hanya angka semata semakin menua
Hanya jiwa baru menjadikannya sebuah perubahan
Baca Juga: Jokowi Tunjuk Risma Jadi Menteri Sosial Gantikan Juliari Batubara yang Ditahan KPK? Ini Kata PSI
Doa Seorang Jomblo di Malam Tahun Baru
Oleh: Norman Adi Satria
Tuhan, malam kian larut saja
Jejak-jejak langkah zaman makin kasat kedengaran
ketika aku memalingkan telinga dari terompet dan letupan petasan
Namun mengapa langkahnya masih saja sendirian?
Tuhan, aku sudah tak percaya lagi ramalan bintang
ramalan binatang, atau ramalan apapun!
Aku tak ingin dan tak butuh lagi ramalan!
Yang kuingin dan kubutuhkan adalah lamaran
namun bukan dengan pemilik akun Facebook bernama samaran.
Mengaku Siska alias Ling-ling
ternyata nama aslinya Siskamling.
Ya Tuhan, aku tak tak mau jadian
dengan wanita jadi-jadian!
Tuhan, malam kian larut saja
bibirku yang bertahun-tahun sariawan
sudah tak mempan diminumi larutan.
Bibirku rindu kecupan, Tuhan.
Kecup, bukan kecap.
Aku tak radang tenggorokan.
Yang radang adalah hatiku
dikoyak-koyak rindu.
Tuhan, zaman baru kian dekat
bantulah aku melengserkan rezim kejombloan yang lalim itu.
Amin.***