Kawasan Malioboro 'Dihidupkan' Lagi, Sempat Lumpuh Total Buntut Aksi Pendemo Anarkis UU Cipta Kerja

9 Oktober 2020, 23:04 WIB
Proses pembersihan kawasan Malioboro pasca aksi tolak uu omnibus law/ /Instagram.com/@humasjogja

PR BOGOR - Aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di kawasan Malioboro, Yogyakarta meninggalkan sampah dan puing, Kamis, 8 Oktober 2020, malam.

Aksi itu berujung rusuh dan menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas umum di area wisata tersebut.

"Upaya untuk mengondisikan dan membersihkan kawasan Malioboro usai aksi massa sudah dilakukan sejak semalam hingga pukul 24.00 WIB. Ada banyak elemen dan komunitas yang terlibat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto di Yogyakarta, dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Antara News, Jumat, 9 Oktober 2020.

Baca Juga: Presiden Jokowi Beri Tiga Penjelasan Mengapa UU Cipta Kerja Wajib Diundangkan Meski Dikecam Publik

Ekwanto mengatakan, pembenahan kawasan utama wisata di Kota Yogyakarta akan dilanjutkan dengan pembersihan coretan-coretan pada tiang listrik, kanopi, tembok, dan pedestrian.

Pembersihan pedestrian kawasan Malioboro akan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemolesan teraso pedestrian.

"Kebetulan akan ada kegiatan pemolesan teraso pedestrian, karena memang pedestrian ini sama sekali belum pernah dipoles sejak direvitalisasi," katanya.

Baca Juga: Ratusan Pendemo UU Cipta Kerja Reaktif Covid-19, Berasal dari 3.862 Orang yang Diamankan Polisi

Dikatakan Ekwanto, fasilitas umum lain yang rusak akibat kerusuhan dalam unjuk rasa Kamis, 8 Oktober 2020 adalah tempat cuci tangan.

Ada sekitar 50 tempat cuci tangan yang rusak akibat kerusuhan dan seluruhnya sudah diamankan di kantor UPT Malioboro.

Diketahui, aktivitas di kawasan Malioboro Yogyakarta lumpuh total akibat aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja, Alhasil para pedagang kaki lima (PKL) dan toko-toko di sepanjang Malioboro memilih tutup.

Seorang pedagang kaki lima di kawasan Malioboro yang tergabung dalam Paguyuban Handayani, Sogi Wartono, menyesalkan aksi massa yang semula berjalan damai kemudian menjadi rusuh.

Baca Juga: KPK Periksa Budi Santoso, Diduga Terlibat Kasus Korupsi PT DI dari Tahun 2007 Sampai 2017

"Kami tidak menyangka aksinya bakal sebesar itu dan ricuh. Banyak gelas, piring, sampai tempat duduk kami yang rusak atau hilang," katanya, menambahkan bahwa saat itu pedagang sama sekali tidak bisa berkutik.

Sogi sudah meminta para pedagang yang tergabung dalam paguyuban menginventarisasi kerusakan dan kerugian akibat kerusuhan.

"Sebetulnya, jika aksi berlangsung damai, kami dari PKL akan merasa senang karena jumlah konsumen meningkat. Harapannya, jika ada aksi massa atau demo berlangsung tertib dan damai," katanya.

Baca Juga: Akui Suka Karya-karyanya WS Rendra, Fadli Zon Bacakan Puisi Berjudul 'Sajak Pertemuan Mahasiswa'

Dia sudah meminta para pedagang yang tergabung dalam paguyuban menginventarisasi kerusakan dan kerugian akibat kerusuhan.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler