PR BOGOR – Rumah sakit kecil di daerah Jakarta Selatan tidak siap menerima pasien Covid-19.
Dokter Cheras Sjarfi mengatakan rumah sakit tempatnya bekerja tidak siap, apalagi setelah lonjakan infeksi virus Covid-19 varian delta.
Rumah sakit hanya dilengkapi untuk perawatan kesehatan dasar, namun dalam kondisi tersebut, mereka harus merawat pasien Covid-19.
Baca Juga: LINK NONTON The Penthouse Season 3 Ep 5 Sub Indo: Joo Seok Kyung Ternyata Anak Kandung Shim Su Ryeon
“Kami tidak siap untuk situasi ini,” katanya seperti dilansir bogor.pikiran-rakyat.com dari Reuters pada Jumat, 2 Juli 2021.
Situasi rumah sakit tempat dokter umum itu bekerja tidak memiliki ventilator penyelamat dan unit perawatan intensif.
Cheras mengatakan bahwa dia tahu keadaan semakin buruk setelah dalam waktu seminggu, pasiennya dinyatakan positif.
Baca Juga: 7 Makanan yang Mampu Membantu Kurangi Stres, Mudah Ditemukan dan Terjangkau
Indonesia mencatat rekor kasus harian dalam seminggu ini dengan 24.836 infeksi baru dan 504 angka kematian.
Dengan adanya lonjakan tersebut semakin mempersulit pasien yang sakit parah untuk dipindahkan ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas lengkap.
Kapasitas rumah sakit kota pada minggu ini sudah memenuhi sebesar 93 persen, bahkan di seluruh Jawa hampir penuh.
“Kami menerima pasien yang datang sebaik mungkin,” katanya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces 3 Juli 2021, Luangkan Waktumu Bersama Keluarga
Cheras juga mengatakan bahwa jika kondisi pasien memburuk, maka tidak mungkin rumah sakit lain bisa menerimanya.
“Kami beri mereka oksigen, memeriksa tekanan darah dan mengamati mereka,” katanya.
“Kasus terburuknya adalah mereka mati di sini. Saya pasti merasa sedih bahkan jika saya melihat orang mati berkali-kali,” lanjutnya.
Rekan-rekan Cheras sesama tenaga kesehatan sudah banyak yang terinfeksi meski sudah mendapatkan vaksin Covid-19.
Hal itu membuatnya harus bekerja dengan shift selama 12 jam.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Besok, Sabtu 3 Juli 2021: Tetap Berpikir Positif Agar Tidak Stres
Pihak berwenang menerapkan pembatasan baru yang akan dimulai sejak Sabtu, 3 Juli 2021.
Peraturan itu akan membatasi pergerakan dan perjalanan udara, larangan makan di restoran dan menutup bidang usaha yang tidak penting.
Walaupun tekanan yang didapatkan sangat besar dengan resiko kembali terinfeksi, Cheras cukup berbesar hati.
“Meskipun kami lelah dan bertanya-tanya kapan ini akan berakhir, saya pikir itu masih bisa diatasi,” katanya.***