Demi Keselamatan Rakyat Myanmar, Presiden Jokowi Desak Pertemuan Tingkat Tinggi Pemimpin ASEAN

19 Maret 2021, 15:07 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampaikan duka cita atas krisis yang terjadi di Myanmar. /Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden/Youtube Sekretariat Presiden

PR BOGOR – Presiden Joko Widodo hari ini, Jumat, 19 Maret 2021 memberikan pernyataan di Istana Kepresidenan Bogor terkait situasi terkini di Myanmar.

Presiden terlebih dahulu menyampaikan duka cita dan simpati kepada korban dan keluarga korban akibat adanya penggunaan kekerasan (oleh militer) di Myanmar.

Presiden juga menyebutkan, Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar harus dihentikan segera dan tidak ada lagi korban.

Baca Juga: Sudah Dibuka, Simak Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 15 Melalui Situs www.prakerja.go.id

Baca Juga: Rekam Adegan Zina Hingga Ada 26 Video Syur Demi Cuan, Pasangan Kekasih Ini Diciduk di Kos-kosan Cibinong Bogor

“Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama,” ujar Presiden Joko Widodo sebagaimana dikutip PRBogor.com dari video di kanal Youtube resmi Sekretariat Kabinet.

Presiden Joko Widodo juga mendesak agar segera diadakan dialog dan rekonsiliasi yang di Myanmar.

Tujuannya adalah untuk memulihkan demokrasi dan perdamaian di Myanmar, dan untuk memulihkan stabilitas di Myanmar.

Presiden juga segera melakukan pembicaraan kepada Ketua ASEAN saat ini, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah terkait situasi di Myanmar.

“Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN, agar segera dimungkinkan diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas kriris di Myanmar.” tutup Presiden.

Kudeta militer di Myanmar

Dikutip dari PikiranRakyat.com, Militer Myanmar melakukan aksi kudeta pada Senin, 1 Februari 2021. Militer Myanmar juga mengumumkan keadaan darurat di Myanmar selama satu tahun kedepan.

Militer Myanmar juga turut menangkap pemimpin kala itu, Aung San Suu Kyi.

Adanya kudeta dan penangkapan Aung San Suu Kyi, militer Myanmar beralasan adanya kecurangan saat pemilu November 2020 lalu.

Militer Myanmar menuding Aung San Suu Kyi dan partai National League for Democaracy (NLD) melakukan kecurangan berupa manipulasi 10 juta suara agar menang pada pemilu saat itu.***

 

Editor: Rizki Laelani

Tags

Terkini

Terpopuler