Mengenal Filosofi Noken Papua yang Tampil di Google Doodle Hari Ini

4 Desember 2020, 13:55 WIB
Google Doodle Tas Noken Papua. /Google /

PR BOGOR - Halaman utama Google hari Jumat, 4 Desember 2020 tampil beda. Sebuah doodle menampilkan beberapa sosok wanita dengan Noken di kepala serta latar belakang pemandangan bukit dan rumah Honai khas Papua.

Diketahui, Noken Papua ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Doodle kali ini bertujuan untuk semakin memperkenalkan Noken, tas tradisional Papua yang syarat makna.

Baca Juga: Geram Atas Tudingan Teddy, Sule: Mungkin Dia Mau Masuk Infotainment, Tuhan mah Nggak Tidur

Noken dibuat oleh wanita Papua dengan menggunakan bahan alam, seperti serat pohon, kulit kayu, atau daun yang diproses menjadi benang yang kuat.

Benang-benang tadi lalu diikat atau dianyam menjadi sebuah tas.

Para wanita di Papua biasanya menggunakan Noken untuk mengangkut hasil pertanian dan membawa barang dagangan ke pasar.

Baca Juga: Ustadz Maaher Ditangkap Polri, Refly Harun: Ini Berbahaya, Negara Bisa Subjektif dalam Bertindak

Dari segi bahan baku ada beberapa jenis pohon yang digunakan sebagai bahan baku tas tradisional masyarakat Papua ini, dua di antaranya ialah serat Pohon Yonggoli dan Pohon Huisa.

Meski kegunaanya sama seperti tas pada umumnya.

Namun yang berbeda adalah mereka tidak menempatkan Noken pada bahu seperti kebanyakan tas, tapi dibawa dengan kepala.

Baca Juga: Dukung Ekspor Benih Lobster, Dosen IPB: Pemerintah Lebih Totalitas ke Pengembangan Budidaya Lobster

Tidak ada penjelasan khusus mengapa tas ini dilekatkan di kening, hanya saja Martha Ohee seorang pengrajin kayu asal Papua mengatakan, hal tersebut sudah menjadi kebiasaan warga Papua.

Diinformasikan dari laman resmi Kemendikbud, dari segi filosofinya, tas Noken dibuat secara khusus oleh para wanita Papua.

Biasanya, mama-mama mengajarkan anak-anak perempuannya membuat Noken sampai mereka mampu membuatnya sendiri.

Baca Juga: Soroti Azan Lafal 'hayya alal jihad', Cak Nun Kaitkan dengan Penjajahan Dajjal dan Globalisasi

Tidak hanya itu, perempuan Papua yang tidak bisa membuat Noken juga tidak boleh menikah, sampai ia benar-benar bisa membuat Noken dengan tangannya sendiri.

Namun, seiring dengan perubahan jaman, adat istiadat seperti itu sudah mulai terkikis dan perlahan mulai hilang.

Dalam Doodle Google hari ini memuat bagaimana Noken digunakan dalam kehidupan sehari-hari, membawa tanaman dan kayu sampai untuk menggendong anak.

Baca Juga: Anggota DPRD Kritik Pemkot Bandung Tutup Jalan Dipatiukur: Kasihan, Ini Sedang Pemulihan Ekonomi

Orang terkemuka dalam masyarakat, misalnya kepala suku, kadang-kadang memakai Noken dengan pola dan hiasan khusus.***

Editor: Yuni

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler