Wali Kota Bogor Bima Arya Ungkap Fakta Hasil Kajian, Buntut Pandemi Covid-19 42 Persen Warga di PHK

- 29 September 2020, 21:22 WIB
Wali Kota Bogor, Bima Arya saat menjadi keynote speaker di Web Seminar (Webinar) Nasional UIKA dengan tema 'Semangat Entrepreneur bagi Milenial di tengah Pandemi Covid-19'.*/Dok. Humas Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya saat menjadi keynote speaker di Web Seminar (Webinar) Nasional UIKA dengan tema 'Semangat Entrepreneur bagi Milenial di tengah Pandemi Covid-19'.*/Dok. Humas Pemkot Bogor /

PR BOGOR - Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan, pihaknya melakukan kajian dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi di kotanya.

Hasil kajian itu, membuktikan 42 persen warga sempat menganggur dan di PHK saat Pandemi Covid-19, sementara 7 persen di antaranya menganggur sebelum wabah.

"Sisanya 58 persen tetap sama seperti sebelum Pandemi Covid-19," ujar Bima Arya dalam keterangan tertulis yang diterima Pikiranrakyat-bogor.com, Selasa 29 September 2020.

Baca Juga: Bima Arya Klaim Kesehatan dan Ekonomi di Bogor Sudah Seimbang, Buktinya Tak Ada Klaster Perekonomian

Politisi PAN ini menerangkan, orang-orang yang paling terdampak Pandemi Covid-19 merupakan pekerja harian, seperti buruh, supir, karyawan toko/hotel/restoran, pedagang kaki lima dan freelance.

Kendati begitu, dia mengklaim, mereka yang terdampak ini menariknya bisa membaca peluang dan memilih usaha alternatif yang diminati, yakni makanan sehat, alat olahraga, produksi sayur dan buah-buahan, Frozen food dan kuliner.

"Di Kota Bogor permintaan buah dan sayuran meningkat 300 persen. Tiga besar peluang usaha ini dihasilkan dari Pandemi Covid-19," ujar Bima Arya.

Baca Juga: PSBMK Bogor Diperpanjang, Kasus Covid-19 Makin Ngeri, Virus Corona Jangkiti Ana-anak dari Orang Tua

Disebutkan Bima Arya, 91 persen warga berminat membuka usaha jika ada bantuan modal dan sarana prasarana dari pemerintah.

Saat ini Pemkot Bogor tengah fokus pada tiga bidang yang diminati di Kota Bogor, yakni membuat wisata alam dengan anggarkan sekitar Rp2 Miliar untuk membangun tracking alam di Mulyaharja.

Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, kini pihaknya fokus membangun urban farming dan Pemkot Bogor juga mengalokasikan anggaran untuk mendorong pelaku UKM terdampak masuk ke produsen dekorasi rumah tangga.

Baca Juga: Menilik Kekayaan Deklarator KAMI Gatot Nurmantyo, Aset Tanahnya Tersebar di Sukabumi hingga Maluku

"Proses sedang berjalan, sudah mulai pelatihannya, semoga Oktober sudah mulai kelihatan hasilnya. Kita meyakini selalu ada jalan untuk orang-orang yang mau berpikir dan berusaha, selalu ada peluang kesempatan di tengah tantangan, ujian cobaan, dan saya optimis bisa keluar dari Pandemi Covid-19," ungkapnya.

Diketahui, Pemerintah Kota Bogor memutuskan melanjutkan Pembatasan Sosial Berbasis Mikro dan Komunitas (PSBMK) hingga 13 Oktober 2020 mendatang.

Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan, meski PSBMK dilanjutkan namun pihaknya tetap memerhatikan kebutuhan aktivitas ekonomi.

Baca Juga: Lengkap Begini Cerita Deklarator KAMI Gatot Nurmantyo Diusir Polisi, Dicaci Maki Pendemo di Surabaya

Dengan begitu, pihaknya membolehkan aktivitas ekonomi di Kota Bogor tetap berjalan dengan pembatasan jam kerja hingga pukul 21.00 WIB.

Kendati begitu, pihaknya juga tetap menyerukan agar pelaku usaha tetap memerthatikan protokol kesehatan meski aktivitas perekonomiannya tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

"Kami menyepakati bahwa berdasarkan data, kita masih melihat adanya kebutuhan untuk membatasi aktivitas warga. Namun, sektor perekonomian harus terus berjalan dan tentunya dengan penerapan protokol kesehatan ketat,” ujar Bima Arya.***

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x