Ade Yasin Harus Cepat Tracing Kasus di Pasar Cileungsi, PKS: Jangan Korbankan Kesehatan demi Ekonomi

- 9 Juni 2020, 20:57 WIB
SEJUMLAH warga beraktivitas di Pasar Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin, 8 Juni 2020. Informasi dua hari terakhir terdapat 10 orang terkonfirmasi positif virus korona yang berasal dari klaster pasar, tenaga kesehatan dan transportasi online telah dikoreksi.*
SEJUMLAH warga beraktivitas di Pasar Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin, 8 Juni 2020. Informasi dua hari terakhir terdapat 10 orang terkonfirmasi positif virus korona yang berasal dari klaster pasar, tenaga kesehatan dan transportasi online telah dikoreksi.* /Pikiran-Rakyat.com/ARIF HIDAYAH /

 

PR BOGOR - Bupati Bogor, Ade Yasin Diminta cepat melakukan pelacakan kontak dekat atau tracing kasus virus corona, di klaster Pasar Cileungsi.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Agus Salim mengatakan, Ade Yasin perlu segera melakukan tes massal, di tempat tersebut.

Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan pelacakan kontak erat para pasien positif, khususnya bagi pedagang dan pengunjung di Pasar Cileungsi.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Kabupaten Bogor 9 Juni: Tambahan Kasus dari Klaster Cileungsi, Total Positif 254

Dengan begitu, Pemkab Bogor bisa mengambil kebijakan lebih lanjut, seperti melakukan isolasi bagi para pedagang dan pengunjung yang terduga atau suspek virus corona.

Hal ini disampaikan Agus Salim kepada Pikiranrakyat-bogor.com saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa 9 Juni 2020.

"Untuk pasar lain yang berpotensi dilakukan, juga dilakukan tes masif, misalnya di Cibinong beberapa pasar berpotensi. Untuk pasar, kemampuan dan intesitas tes harus dilakukan," kata Agus Salim.

Baca Juga: Teroris di Kalimantan Barat Terang-terangan Mengaku Relawasn ISIS, Kenal dari Facebook

Agus menyampaikan, di saat yang bersamaan, saat ini ada pemahaman yang berbeda di tengah masyarakat terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB) parsial.

Banyak yang beranggapan, dengan diterapkannya PSBB parsial, diartikan bebas. Hal ini juga terlihat pada kurangnya pengawasan oleh petugas di lapangan.

Konsekuensinya, ketika masyrakat melihat ada pelonggaran dari petugas, PSBB sudah selesai.

Baca Juga: Ungkap Potongan Kaki di Setu Pengarengan Depok, Polisi Masih Tunggu Hasil Forensik

"Padahal PSBB parasial aslinya bukan bebas. Ini Masa transisi," ujarnya.

Oleh karena itu, dia mendorong agar Ade Yasin terus memperkuat pelaksanaan tes massal se-efektif mungkin, utamanya bagi semua pedagang dan konsumen, yang tidak menutup kemungkinan mereka bisa terpapar pandemi virus corona.

"Kalau mau megaktifkan lagi itu pasar dengan protokol kesehatan yang tinggi. Maka itu bisa dilakukan sehingga tidak mengorbankan kesehatan dengan ekonomi," tutur Agus.

Baca Juga: Tiongkok Klaim Vaksin Virus Corona Keluar Paling Cepat September, Digunakan dalam Keadaan Darurat

Hingga Selasa 9 Juni 2020, jumlah korban yang diidentifikasi terjangkit virus corona bertambah 8 kasus menjadi 254 kasus.

Ade Yasin mengatakan, untuk kasus positif yang sudah dinyatakan sembuh bertambah 3 orang menjadi 54.

Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Bogor berjumlah 285 orang. Untuk orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 233 orang.

Baca Juga: Maskapai Saudi Arabian Airlines Terancam PHK 250.000 Pekerjanya, Kerajaan Diminta Tunda Pajak

Selain itu, Ade Yasin mengonfirmasi, 115 orang PDP meninggal dunia, namun belum dipastikan positif atau negatif virus corona.

Dia menyampaikan, 6 tambahan kasus kali masih berasal di klaster Pasar Cileungsi.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah