Petani Kopi di Bogor Diharapkan Bisa Kembangkan Produk Unggulan

- 5 Desember 2019, 15:55 WIB
Kopi.*
Kopi.* /DOK PR/

CIBINONG (PR)- Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor mengharapkan para petani kopi di Kabupaten Bogor selalin membudidayakan tanaman kopi juga diharapkan bisa mengembangkan kopi menjadi produk unggulan.

Bahkan, diupayakan di 40 kecamatan memiliki para Master Trainers (MT) khusus di bidang perkopian.

Hal tersebut disampaikan Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Siti Nurianty ketika memberikan sambutan dalam acara Master Traineer Kopi  Robusta dan  Arabika se-Indonesia, Kamis 5 Desember 2019 di Sentul, Bogor.

Baca Juga: Para Penyandang Tunanetra yang Gigih Menghafal Alquran

Menurut Siti Nurianty, keberadaan trainer telah mengangkat nilai tambah kopi selama ini di masyarakat. Bahkan, saat ini kopi telah memiliki gaya tersendiri yang digandrungi berbagai kalangan.

“Kami memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan pertemuan Master Traineer Kopi se-Indonesia yang diselenggarakan di Bogor,” katanya.

Bagi Bogor, papar Siti Nurianty berharap komoditas kopi menjadi salah satu unggulan dengan naiknya trend kopi di tengah masyarakat.

Baca Juga: Biaya Perawatan Mobil Dinas Rp 14 Miliar, Pemkot Bogor Berupaya Lebih Hemat

“Untuk itu, kami berharap di setiap kecamatan nanti ada master traineer kopi yang menjadi penghubung petani kopi. Sehingga bagi petani yang menanam kopi akan memberikan nilai tambah,” ujarnya.

Jika nanti di 40 kecamatan sudah ada master traineer, mereka  bukan cuma meningkatkan kualitas kopi tapi jadi penghubung petani kopi dengan pasar.

Master Trainers (MT)  nantinya diberikan materi-materi untuk bisa melatih para petani kopi di Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Ketimpangan Rasio Guru dan Siswa Terjadi di Kota Bogor

Perwakilan dari  Kementrian Pertanian Republik Indonesia Eka Haris Suparman mengatakan, dengan diadakannya pertemuan master traineer se Indonesia adalah sebagai upaya  bagaimana mengembangkan strategi metodelogi untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para master trainers.

"Harus ada transformasi yang cepat, para MT harus dapat cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Karena jika MT nya hebat maka petaninya akan kuat," katanya.

Sementara itu Eksekutif  Direktur Sustainable Cofee Platform Of Indonesia (SCOPI) Veronica Herlina mengatakan, untuk mencapai tujuan MT yang berkualitas, maka standarisasi dan peningkatan kualitas MT secara berkelanjutan sangat diperlukan, agar seluruh MT mampu mendiseminasikan pengetahuan kepada para petani kopi.

Kami berharap para petani mampu mengaplikasikan hasil pelatihan yang didapat selama ini dengan baik dan benar serta terukur.  

“Untuk itu, kami juga berharap agar program MT dapat semakin ditiigkatkan. Tentunya hal ini membutuhkan partsipasi aktif dari semua pemangku kepentingan,” ujar Veronica.

SCOPI melalui kegiatan Master Trainers (MT) National Meeting 2019 berupaya untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan para MT tentang Budidaya Kopi Berkelanjutan (GAP).

Baca Juga: Slot Penerima Bantuan Iuran BPJS untuk Warga Miskin Kota Bogor Masih Banyak yang Kosong

Penanganan Pasca Panen serta pengetahuan lainnya yang akan dibutuhkan dalam melakukan pendampingan kepada para petani kopi.

Berbagai materi dan pembelajaran seperti  kelas literasi keuangan, penguatan organisasi petani, serta perhitungan produktivitas kopi yang optimal dan mentoring, disajikan dalam kegiatan MT National Meeting 2019 yang diadakan di Sentul, Bogor pada tanggal 5-7 Desember 2019.

Selain itu, para peserta juga akan melakukan pembahasan Rencana Tindak Lanjut untuk program tahun 2020 serta kegiatan praktek lapangan di kebun kopi percontohan di Kampung Catang Malang, Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Rekayasa Lalu Lintas di Puncak Bogor Telah Disiapkan

Kegiatan MT National Meeting 2019 dihadiri oleh 85 MT dari 13 provinsi, yakni Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Para MT ini adalah PPL dari pemerintah daerah, agronomis dari perusahaan dan NGO, universitas, serta organisasi petani.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x