Jumlah tersebut naik sebesar 26,85 perseb dari tahun 2020 pada periode Januari-April, yaitu 11,46 juta ton beras.
Mardani berkaca pada pengalaman yang telah lalu, siklus produksi padi Indonesia memiliki siklus yang tetap.
“Panen raya di bulan Februari-Mei (60-65% dari total produksi), panen gadu Juni-September (25-30% dari total produksi) dan paceklik Oktober-Januari,” tulis Mardani.
Menurutnya, Indonesia yang merupakan negara agraris seharusnya mampu melakukan kemandirian pangan.
“Kemandirian pangan mestinya jadi program utama di negeri agraris ini,”
Baginya, kebutuhan akan impor untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan beras dalam negeri harus dilakukan secara adil. Tidak boleh mengorbankan usaha petani.
“Pemerintah harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis sampai aspek sosial,” tulis Mardani.
Mardani kembali berbicara pengalaman terdahulu, tepatnya impor beras pada 2018 lalu.
Pada impor 2018 lalu, pemerintah mengimpor 1.785 juta ton beras. Namun pada saat ini masih tersisa 106.642 ton beras.
Menurut Bulog, sisa impor beras tersebut dinyatakan sudah turun mutunya.