Pemkot Bogor Tangguhkan Rencana PKM, DPRD Kota Bogor: PJJ Sudah Sangat Tidak Efektif dan Merugikan

- 5 Januari 2021, 19:51 WIB
Ilustrasi sekolah dan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Ilustrasi sekolah dan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. /ANTARA FOTO/

PR BOGOR - Enggan mengambil risiko, Pemerintah Kota Bogor akhirnya menangguhkan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Menanggapi keputusan tersebut, anggota Fraksi Partai Demokrat, Mulyadi menuturkan bahwa keputusan tersebut sudah tepat.

"Saya secara pribadi sebagai orang tua siswa setuju pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 ini dilaksanakan, hanya saja jam belajar dan jumlah siswa di ruang kelas dibatasi hingga 50 persen," katanya.

Baca Juga: Potongan Hukuman 55 Bulan Abu Bakar Ba'asyir Disoroti Media Asing, Begini Faktanya

Pasalnya, kata dia, selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah banyak merugikan.

"Dalam hal ini orang tua siswa yang merasa tertekan, karena kebutuhan pulsa hingga efektifitas kegiatan belajar mengajar terhadap anak menjadi tidak efektif," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga menyoroti tentang fasilitas WiFi gratis yang dipasang di setiap RW selama pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga: 'Kicauan' Amien Rais Soal Nama Calon Kapolri Baru, Ruhut Sitompul: Tidak Elok Mengatakan Prediksinya

Menurutnya, hal tersebut sangat kontraproduktif atau paradoks dengan semangat penerapan protokol kesehatan agar menjaga jarak.

"Buktinya mereka yang belajar jarak jauh tetap berkerumun dalam menggunakan fasilitas wifi gratis. Kalau seperti ini sama saja bohong, maka dari itu sebaiknya pembelajaran tatap muka saja, soalnya Pembelajaran jarak jauh sudah sangat tidak efektif dan merugikan," ungkapnya.

Sementara itu, Rosdiana (30) orang tua siswa asal Bogor Timur, Kota Bogor mengaku setuju pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan, sebab selama lebih dari 8 bulan anaknya hampir tidak serius mengikuti pembelajaran online.

Baca Juga: Soal Pengganti Idham Azis, Moeldoko: Siapanya Sudah Ada, Tak di Kantong Saya, Tinggal Nunggu Waktu

"Kemudian hasil evaluasi atau ujiannya jadi jeblok. yang biasanya rangking sekarang tidak lagi rangking. Kalau seperti ini siapa yang harus disalahkan. Maka dari itu saya setuju pembelajaran tatap muka segera diterapkan," ungkap warga Bantarkemang, Bogor Timur, Kota Bogor itu.

Lain halnya dengan Intan (31), orangtua siswa asal Ciapus, Tamansari, Kabupaten Bogor. Ia mengaku tidak setuju dengan rencana pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan bulan ini.

"Intinya saya masih trauma dan takut anak saya tertular virus corona. Saya nggak mau mengambil risiko hanya demi pendidikan tapi keselamatan anak saya terancam," ungkapnya, sebagaimana diberitakan Isubogor.com sebelumnya dalam artikel "Pembelajaran Tatap Muka Ditangguhkan, Ini Reaksi DPRD dan Warga Bogor".

Baca Juga: Soal Nama-nama Calon Kapolri Baru, Ahmad Sahroni: Tantangan ke Depan Sangat Berat

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin mengaku berdasarkan hasil polling orang tua siswa, hampir sebagian besar orang tua siswa tidak setuju pembelajaran tatap muka yang dijadwalkan dilaksanakan 11 Januari 2020.

Alasannya, cukup beragam, tapi sebagian besar para orang tua siswa khawatir dengan keselamatan anak-anaknya. Sebab jika melihat situasi penularan Covid-19 saat ini kondisinya cukup mengkhawatirkan terus mengalami peningkatan.

"Iya banyak orang tua siswa yang tidak mengizinkan anaknya untuk ikut pembelajaran tatap muka. Sedangkan yang setuju tidak terlalu banyak (sedikit). Jadi, kecenderungannya kebijakan pembelajaran tatap muka ditunda," ungkapnya.

Baca Juga: BLINK Wajib Tahu! Intip 10 Fakta Menarik Proses Video Musik 'BOOMBAYAH', Nomor 5 Bikin Kaget

Maka dari itu, pihaknya mengaku belum bisa memastikan sampai kapan rencana pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan. Sebab, pihaknya dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka hanya berpedoman kepada kondisi terkini grafik kasus Covid-19 di Kota Bogor.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, jumlah warga Kota Hujan yang tertular berada di angka 5.698 orang per 4 Januari 2021.

Ia mengatakan, pada prinsipnya Dinas Pendidikan Kota BOgor masih mengandalkan pembelajaran jarak jauh pada awal 2021 ini. Strategi PJJ juga tak banyak berubah.

Baca Juga: Jokowi Disuntik Vaksin 13 Januari 2021, Heru: Hari Jumat Kita Bahas Siapa Saja

"Disdik hanya berupaya menggenjot kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh," ungkapnya.

Sebab, kata dia, tak bisa dipungkiri sistem pembelajaran jarak jauh tak efektif dijalankan oleh semua guru. Di lain pihak, beberapa siswa juga tak bisa hanya menerima pembelajaran via gadget.

"Jadi saat ini kita lebih kepada peningkatan kompetensi gurunya saja dulu. Baik skala pembelajaran daring maupun luring. Jadi, bagaimana guru menyikapi untuk siswa yang tidak bisa dilakukan secara daring," pungkasnya.*** (Iyud Walhadi/Isubogor.com)

Editor: Yuni

Sumber: isu bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah