Namun, praktek itikaf pada bulan Ramadan lebih dianjurkan, mengingat Rasulullah SAW sendiri senantiasa melaksanakannya pada sepuluh hari terakhir Ramadan.
Durasi itikaf dapat bervariasi, namun menurut pandangan madzhab Syafi'i, itikaf harus dilakukan dalam tempo yang cukup panjang, tidak cukup hanya sebentar.
Ibadah yang dapat dilakukan selama itikaf meliputi salat, berzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa kepada Allah SWT.
Salah satu rukun pelaksanaan itikaf adalah membaca niat itikaf sebelum memulai ibadah tersebut. Niat ini merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan, terutama bagi mereka yang melakukan itikaf karena nazar.
Sebagaimana hadits Nabi SAW yang menyatakan pentingnya niat dalam setiap perbuatan, niat itikaf harus dinyatakan dengan jelas sebelum memulai praktek itikaf.
Berikut niat itikaf yang biasa dilafalkan ketika di dalam masjid:
نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالَى
Nawaitul i'tikaafa fii haadzal masjidi lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat itikaf di masjid ini karena Allah SWT."
Atau niat ini: