Akui Memang Muak dengan 'Serangan' Prancis, Mahathir: Muslim Tak Pernah Balas Dendam Isu Masa Lalu

- 30 Oktober 2020, 21:20 WIB
RAJA Malaysia memutuskan Mahathir untuk tetap bertahan sampai seorang penerus baru diputuskan. /AFP
RAJA Malaysia memutuskan Mahathir untuk tetap bertahan sampai seorang penerus baru diputuskan. /AFP /

PR BOGOR - Mantan pemimpin Malaysia Mahathir Mohamad muak dengan pernyataan Prancis menyoali 'serangan ekstrimis' yang semakin melebar di luar konteks.

Sikap tegas Mahathir, 95, memicu kemarahan yang meluas ketika dia menulis di blognya pada hari Kamis bahwa "Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu."

Twitter kemudian menghapus kementar Mahathir yang berisi pembunuhan terhadap jutaan orang Prancis.

Baca Juga: Ulah Emmanuel Macron, Kedubes Prancis Dipagari Kawat Berduri Soalnya Pekan Depan akan Dikepung Massa

"Saya memang muak dengan upaya untuk salah menggambarkan dan mengambil keluar dari konteks apa yang saya tulis di blog saya," kata Mahathir dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Al-Arabiya, Jumat. 30 Oktober 2020.

Mahathir menilai, kritikus gagal membaca unggahannya secara utuh sehingga ada penggalan kalimat yang tidak disertakan.

Kalimat itu berbunyi: “Tetapi pada umumnya Muslim belum menerapkan hukum 'mata ganti mata'. Muslim tidak. Orang Prancis seharusnya tidak. Sebaliknya, orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghormati perasaan orang lain."

Baca Juga: Buntut Sikap Emmanuel Macron, PA 212 dan Kawan-Kawan Siap Kepung Kantor Dubes Prancis di Jakarta

Dia mengatakan langkah apa yang diambil Twitter dan Facebook dengan menghapus unggahannya sebagai sikap yang munafik.

"Di satu sisi, mereka membela mereka yang memilih untuk menampilkan karikatur Nabi Muhammad yang menyinggung ... dan mengharapkan semua Muslim menelannya atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi," katanya.

"Di sisi lain, mereka dengan sengaja menghapus bahwa Muslim tidak pernah membalas dendam atas ketidakadilan terhadap mereka di masa lalu ... apa yang dipromosikan oleh reaksi terhadap artikel saya ini adalah untuk membangkitkan kebencian Prancis terhadap Muslim," tambahnya.

Baca Juga: Singgung Bahaya Ambisi Seorang Menteri yang Ingin Jadi Presiden, Adian Napitupulu: Lebih dari Demo

Komentar Mahathir merupakan tanggapan atas seruan negara-negara Muslim untuk memboikot produk Prancis setelah pemimpin Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis".

Terlebih Emmanuel Macron bersumpah untuk menindak radikalisme setelah pembunuhan seorang Guru bahasa Prancis yang menunjukkan kepada kelasnya kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Pernyataannya juga datang ketika seorang pria Tunisia membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis.

Baca Juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, KSPI: Apakah Presiden Sudah Tahu? atau Keputusan Sepihak Menaker?

Duta Besar AS untuk Malaysia, Kamala Shirin Lakhdir, mengatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan Mahathir.

“Kebebasan berekspresi adalah hak, tidak menyerukan kekerasan,” katanya dalam sebuah pernyataan singkat.

Komisaris Tinggi Australia di Malaysia Andrew Goledzinowski menulis bahwa meskipun Mahathir tidak menganjurkan kekerasan yang sebenarnya, "dalam iklim saat ini, kata-kata yang dia tulis tersebut dapat memiliki konsekuensi."

Baca Juga: Kecam Keras Pernyataan Emmanuel Macron Soal Islam, PKS Kirim Surat Terbuka, Begini Isi Suratnya

Dia telah dipandang sebagai pendukung pandangan Islam moderat dan juru bicara untuk kepentingan negara-negara berkembang.

Tetapi pada saat yang sama, dia dengan tajam mengkritik masyarakat dan negara Barat serta hubungan mereka dengan dunia Muslim.

"Di sisi lain, mereka dengan sengaja menghapus bahwa Muslim tidak pernah membalas dendam atas ketidakadilan terhadap mereka di masa lalu ... apa yang dipromosikan oleh reaksi terhadap artikel saya ini adalah untuk membangkitkan kebencian Prancis terhadap Muslim," tambahnya.***

 

 

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x