PEMBRITA BOGOR - Pada pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB, Kamis, 18 April 2024, Amerika Serikat menggunakan hak veto untuk menentang hasil terkait pemberian status anggota penuh PBB kepada Palestina.
Meskipun 12 anggota mendukung, veto AS mencegah resolusi tersebut diteruskan ke Majelis Umum PBB.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, menekankan pentingnya dialog antara pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai pengakuan, menyatakan, "Amerika Serikat terus mendukung solusi dua negara."
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyambut baik langkah AS yang mendukungnya dengan melakukan hak veto.
Duta Besar Israel penjajah untuk PBB, Gilad Erdan, mengungkapkan keprihatinan bahwa pengakuan negara Palestina melalui jalur keanggotaan PBB dapat menghambat perdamaian.
Dia mengatakan, "Sangat menyedihkan, karena pilihan Anda hanya akan semakin menguatkan penolakan terhadap Palestina dan membuat perdamaian hampir mustahil terjadi."
Palestina Kecam Sikap Amerika Serikat di PBB
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam veto AS sebagai langkah yang tidak adil dan tidak dapat dibenarkan.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menegaskan tekad Palestina untuk terus berjuang mendapatkan pengakuan dunia, menyatakan, "Kami tidak akan berhenti dalam upaya kami."
Dorongan untuk status anggota penuh PBB bagi Palestina semakin kuat, terutama setelah perang antara Israel dan Hamas memasuki bulan keenam, serta ekspansi permukiman Israel di Tepi Barat yang dianggap ilegal oleh PBB.