Apa Arti From The River to The Sea Palestine Will Be Free? Begini Asal Usulnya

- 3 November 2023, 14:08 WIB
Apa arti From The River to The Sea Palestine Will Be Free? Berikut makna dan fakta di balik slogan tersebut.
Apa arti From The River to The Sea Palestine Will Be Free? Berikut makna dan fakta di balik slogan tersebut. /Foto: Instagram/@whulandary

 

PEMBRITA BOGOR - Banyak yang bertanya-tanya soal arti "From The River to The Sea Palestine Will Be Free" hingga jadi viral di media sosial. Lantas, apa arti kata tersebut dan apa pengaruhnya bagi warga Palestina di tengah konflik mereka dengan Israel?

Slogan "From The River to The Sea Palestine Will Be Free" yang menyerukan kebebasan dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania telah menarik perhatian semua netizen dan demonstran pro-Palestina di seluruh dunia.

Dari Beirut hingga London, dari Tunis hingga Roma, seruan untuk gencatan senjata yang mengakhiri pemboman tanpa henti Israel di Gaza diselingi dengan slogan "From The River to The Sea Palestine Will Be Free". Di hadapan orang banyak yang mengibarkan bendera Palestina, seruan nyanyian dan slogan tersebut bergema di seluruh dunia.

Baca Juga: Serangan Bom Guncang Turki, Erdogan: Aksi Ini Bakal Jadi 'Denyut Terakhir Terorisme'

Demonstran mengungkapkan keinginan untuk bebas dari penindasan di seluruh tanah Palestina. Asal usul dari slogan ini, diawali setelah didirikan Diaspora warga Palestina pada tahun 1964 di bawah kepemimpinan Yasser Arafat.

Perdebatan mengenai pembagian ini sudah ada sebelum terbentuknya negara Israel pada tahun 1948.

Sebuah rencana yang diajukan setahun sebelumnya oleh PBB untuk membagi wilayah tersebut menjadi sebuah negara Yahudi. Wilayah itu mencakup 62% dari mandat Inggris sebelumnya. Palestina yang terpisah dan sudah ditetapkan keputusannya, ditolak oleh para pemimpin Arab pada saat itu.

Baca Juga: Peringati Hari Gajah Sedunia 2023, Taman Safari Bogor dan Taman Satwa Lembah Hijau Lampung Gelar Perayaan Unik

Slogan "From The River to The Sea Palestine Will Be Free" Berawal dari Tragedi Nakba

PLO kemudian menyerukan pembentukan negara tunggal yang membentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania yang mencakup wilayah bersejarahnya.

Lebih dari 750.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka dalam peristiwa yang dikenal sebagai Nakba, atau 'bencana'.

Pimpinan PLO kemudian menerima prospek solusi dua negara, namun kegagalan proses perdamaian Oslo pada tahun 1993.

Baca Juga: Konflik Belum Mereda, Otoritas Tegaskan Tepi Barat Wajib Dilibatkan dalam Perjanjian Kedaulatan Palestina

Sementara itu, upaya Amerika Serikat untuk menengahi kesepakatan akhir di Camp David pada tahun 2000 menyebabkan terjadinya Intifada kedua, yang dikatakan sebagai pemberontakan massal Palestina.

Bagi pengamat Palestina dan Israel, penafsiran slogan berbeda mengenai makna slogan tersebut tergantung pada istilah 'bebas'.

Kebebasan di sini mengacu pada fakta bahwa rakyat Palestina tidak mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri sejak Inggris memberikan hak kepada kaum Yahudi untuk mendirikan tanah air nasional di Palestina melalui Deklarasi Balfour tahun 1917.

Baca Juga: Fakta Konser Blink-182: Kourtney Kardashian Kasih Kejutan Sang Suami Travis Barker Tentang Kabar Kehamilannya

Oleh karena itu, kedaulatan Israel di antara laut dan sungai Yordan, jika masih ada Palestina, diduga dapat membahayakan negara zionis tersebut.***

Editor: Khairul Anwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah