Tim Grandjean memilih anjing dari departemen layanan darurat di Paris dan Corsica, dan dari pusat pelatihan anjing di Beirut, Lebanon.
Semuanya telah dilatih untuk bekerja dalam misi pencarian dan penyelamatan, mendeteksi bahan peledak atau mengendus kanker usus besar.
Baca Juga: Hidup Berdampingan dengan Virus, Mahfud MD: Pandemi Covid-19 Keniscayaan, Harus Dihadapi
Dia mengatakan, para peneliti menggunakan sampel bau ketiak karena mengandung sinyal kimia yang kuat yang mengindikasikan kemungkinan patogen dalam tubuh, tetapi bukan virus itu sendiri, sehingga tidak membahayakan keselamatan hewan.
Tidak ada strain hidup atau gen virus yang terdeteksi pada sampel keringat pasien Covid-19.
"Kemungkinan penularan infeksi minimal atau tidak ada," kata Grandjean.
Baca Juga: UPDATE Covid-19 Kota Bogor 6 Juni: Tak Ada Penambahan Kasus Positif, Pasien Sembuh Terus Bertambah
Sebelum percobaan, anjing dibiasakan dengan bau Covid-19 dan dilatih untuk duduk ketika mereka menemukannya.
Dalam pengujian itu, setiap anjing melakukan antara 15 dan 68 identifikasi. Tercatat, empat hewan mencapai skor sempurna, sementara yang lain mencapai tingkat akurasi antara 83 dan 94 persen.
Pada dua kesempatan, dua anjing menunjukkan hasil positif untuk sampel bahwa para ilmuwan telah diberitahu berasal dari orang yang tidak terinfeksi dengan virus corona.