Antisipasi Perang Berkecamuk, Rusia Tanam 'Bom Kiamat' di Dasar Laut

- 2 Mei 2020, 09:29 WIB
Rudal Skif Rusia
Rudal Skif Rusia /Via Mirror

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Mengantisipasi perang berkecamuk, Rusia diketahui tengah mempersiapkan 'Bom Kiamat' yang diletakkan di lepas pantai.

Senjata 'bom kiamat' tersebut adalah senjata yang dirancang Rusia dan telah tidur di dasar laut yang dapat diaktifkan dari jarak jauh.

Bom bertenaga nuklir tersebut diberi nama Rudal Skif dipersiapkan oleh Rusia sebagai upaya terakhir apabila nantinya terjadi perang antara Blok Timur dan Blok Barat.

Baca Juga: Jumlah kasus COVID-19 RI Melonjak, 10.118 Orang Dinyatakan Positif

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Mirror, 'bom kiamat' tersebut setelah diaktifkan akan memliki jangkauan 6000 mil, bergerak dengan kecepatan 60 mph.

Selain itu, ledakannya akan mencemari area luas laut dan pantai dengan elemen sintetis Cobalt-60.

Karena ukurannya yang sangat besar, rudal beracun tersebut harus di turunkan ke dasar laut yakni sedalam 3.000 kaki atau lebih dari 900 meter dengan menggunakan kapal yang telah diadaptasi secara khusus.

Baca Juga: Asteroid Ancam Bumi, ini yang NASA lakukan untuk Lindungi Bumi

Februari lalu, para ahli melihat benda besar yang mereka percaya merupakan versi terbaru dari 'pembuat tsunami' drone Poseidon di Moskow, namun sekarang diyakini sebagai Skif.

Poseidon sendiri muncul pada tahun 2015 lalu sebagai drone nuklir, dengan kekuatan untuk memicu tsunami yang dapat menghancurkan kota dipesisir pantai.

Kapan dipindahkan dengan tenang oleh Angkatan Laut Rusia pada 12 April 2020 lalu di pelabuhan Arktik Severomorsk, Murmansk.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Di Tengah Pandemi COVID-19, Rusia Justru Tanam 'Bom Kiamat' di Dasar laut"

Ini ditugaskan untuk Unit rahasia-No.4.0056 'Direktorat Utama untuk Penelitian Deep-Water' dan dipandang sebagai kapal peluncuran untuk perangkat.

Kapal itu dapat mencapai pelabuhan di kedua sisi atlantik dan dapat diposisikan di sekitar celah Greenland-Islandia-Inggris serta di Laut Utara sebagai upaya terakhir masa perang.

Apabila nantinya diledakan alat tersebut dapat menghancurkan sejumlah kapal dan laut menjadi beracun di sekitar Kepulauan Inggris atau pantai Amerika selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Terjadi Lonjakan Kasus Positif Hingga 80 Persen, Hokkaido Alami Gelombang Kedua COVID-19

Paul Schulte selaku Mantan Direktur Kontrol Senjata Kementerian Pertahanan Ingris menyatakan Skif kemungkinan akan dipergunakan sebagai senjata mematikan pilihan terakhir.

Pernyataan tersebut dimaksudkan untuk melambangkan bahwa Rusia 'tidak pernah kalah'.

"Ini merupakan tantangan strategis yang aneh bagi Barat," kata dia.

Baca Juga: Di Tengah Wabah COVID-19, Kejahatan Begal Bersenjata Kembali Beraksi

Sebelumnya, diketahui bahwa kapal kerajaan harus membayangi sebuah kapal perang Rusia saat berlayar melalui Selat Inggris.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x