COVID-19 Muncul Januari 2020, Trump Sempat Tak Hiraukan Peringatan Penasihat Gedung Putih

- 23 April 2020, 19:04 WIB
AMERIKA Serikat dan Rusia menolak gencatan senjata yang diserukan oleh PBB sebagai salah satu upaya memerangi pandemi virus corona di dunia.
AMERIKA Serikat dan Rusia menolak gencatan senjata yang diserukan oleh PBB sebagai salah satu upaya memerangi pandemi virus corona di dunia. /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Jumlah kasus kematian warga AS akibat virus corona per Rabu, 22 April 2020 sudah mencapai 46 ribu jiwa, sehingga menjadikan Negeri Paman Sam menduduki peringkat pertama jumlah kematian tertinggi di dunia.

Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan postmortem ditemukan fakta yang cukup mengejukan yakni COVID-19 telah beredar di Califronia sejak Januari 2020 lalu.

Kasus pertama diketahui menunjukkan gejala layaknya seseorang terkena virus influenza biasa. Sehingga penanganan virus corona menjadi sangat telat dan berimbas pada tidak tertolongnya pasien tersebut.

Baca Juga: Jalani Rapid Test, Salah Seorang Penumpang Bus di Terminal Leuwipanjang Positif Corona

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, seorang pejabat kesehatan, Sara Cody di Santa Clara Contry mengungkap, seorang pasien wanita berusia 57 tahun meninggal dunia akibat COVID-19 pada 6 Februari lalu.

Kematian awal yang terjadi di Amerika Serikat akibat COVID-19 diduga terjadi pada 26 Februari lalu di negara bagian Washington.

Berdasarkan hasil penelusuran, kematian awal tersebut dialami seorang pria berusia 30 tahun yang sebelumnya baru pulang setelah melakukan perjalan ke Wuhan.

Baca Juga: Kondisi Kesehatan Dikabarkan Kritis, ini Calon Kuat Pengganti Kim Jong Un

“Apa yang dikatakan kematian ini kepada kita adalah bahwa kita memiliki transmisi komunitas mungkin pada tingkat yang signifikan jauh lebih awal dari yang kita ketahui.

"Dan itu menunjukkan bahwa virus diperkenalkan dan beredar di komunitas kita jauh lebih awal daripada yang kita ketahui,” tutur Santa Clara Health Officer Dr. Sara Cody mengatakan kepada wartawan, Selasa, 22 April 2020 kemarin.

Sebelumnya, Donald Trump sebenarnya telah diperingatkan salah satu penasihat Gedung Putih, bahwa virus corona memiliki potensi membunuh ratusan ribu orang Amerika dan menggagalkan ekonomi AS.

Sumber artikel dari tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Kasus COVID-19 Menguat di AS, Trump Sempat Tak Hiraukan Hingga Anggap Hanya Flu Biasa"

Hal ini bisa dicegah dengan segera mengambil tindakan keras pada Januari 2020 lalu, memo itu baru terungkap sekarang.

Memo itu ditulis oleh penasihat ekonomi Trump, Peter Navarro dan diedarkan melalui Dewan Keamanan Nasional secara luas di sekitar Gedung Putih dan agen-agen federal.

Peringatan ini sudah disampaikan oleh pemerintahan sejak Januari saat presiden secara konsisten mengecilkan ancaman COVID-19.

Baca Juga: Indonesia Darurat COVID-19, Pasien Positif Corona Mencapai 7.775 Orang

Hingga Rabu, 23 April 2020 jumlah kematian di AS lebih dari 47 ribu jiwa, dari jumlah terinfeksi sebanyak lebih dari 800 ribu orang.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x