Siapakah Taliban di Afghanistan? Mengenal Sosok Kelompok Militan Islam yang Kini Tengah Berkuasa

- 20 Agustus 2021, 08:14 WIB
Siapakah Taliban di Afghanistan? Mengenal sosok kelompok militan Islam yang kini tengah berkuasa.
Siapakah Taliban di Afghanistan? Mengenal sosok kelompok militan Islam yang kini tengah berkuasa. /REUTERS/Stringer

PR BOGOR - Afghanistan saat ini tengah diambil alih kekuasaannya oleh kelompok Taliban.

Ini bukan pertama kalinya Taliban menguasai Afghanistan. Sebelumnya Taliban pernah berkuasa pada tahun 1990-an hingga digulingkan pada 2001.

Setelah 20 tahun lamanya, Taliban kembali merebut kekuasaan atas Afghanistan sejak Minggu, 15 Agustus 2021 lalu.

Baca Juga: Pengamat: Orang yang Tak Percaya Covid-19 Cenderung Memiliki Cara Berpikir Kurang Kritis

Namun siapakah Taliban sebenarnya? Mengapa mereka ingin menguasai Afghanistan?

Taliban dalam bahasa Pashto berarti "mahasiswa." Kelompok ini dibentuk oleh para pejuang "mujahidin" yang memerangi pasukan Soviet pada 1980-an dengan dukungan CIA.

Mengutip Sky News, Taliban muncul pada tahun 1994 sebagai salah satu dari beberapa faksi yang berperang dalam perang saudara.

Taliban menguasai sebagian besar negara pada tahun 1996 dan memberlakukan aturan hukum Islam atau Syariahnya sendiri yang ketat.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 20 Agustus 2021: Nasib Nana dan Lula Makin Tidak Jelas di Mata Pria

Kelompok tersebut telah berupaya secara brutal menegakkan Syariah, dengan eksekusi publik bagi mereka yang dihukum karena pembunuhan atau perzinahan dan amputasi bagi mereka yang dinyatakan bersalah atas pencurian.

Kemudian, para pria harus menumbuhkan janggut dan wanita harus mengenakan burka, yang menutupi seluruh tubuh mereka.

Akan tetapi, setelah mereka melindungi Osama bin Laden dan tokoh-tokoh penting al Qaeda setelah serangan 11 September 2001 di World Trade Center di New York, Taliban jatuh setelah koalisi militer pimpinan AS melancarkan serangan pada 7 Oktober 2001.

Taliban tak tinggal diam, meskipun digulingkan dari kekuasaan, mereka tetap melanjutkan perang gerilya melawan pemerintah yang didukung Barat dan pasukan pimpinan AS di negara itu.

Baca Juga: Ini Alasan Pedro Rodriguez Pilih Menyebrang ke Lazio Ketimbang Bertahan di AS Roma

Sekitar 150.000 personel militer Inggris telah bertugas di Afghanistan selama 20 tahun terakhir, dan menewaskan 457 orang.

Kini, Taliban telah berhasil merebut kembali kekuasaan di Afghanistan setelah dalam beberapa pekan terakhir menyerang dan menduduki ibu kota Kabul.

Para ahli mengatakan Taliban telah berubah, dalam hal kepemimpinan telah belajar dari beberapa dekade terakhir, tentang kebangkitannya, kejatuhannya, dan kebangkitannya lagi.

Kelompok ini menjadi lebih pragmatis, dan menjadi jauh lebih baik dalam hubungan masyarakat. Tetap saja, itu bukan berarti Taliban sepenuhnya berubah.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan Indonesia: Momentum Muhasabah Diri dan Memahami Makna Angka 17

"Pada intinya – ideologinya, cara mereka melihat Islam, cara mereka melihat penerapan hukum agama di masyarakat – [Taliban] tidak berubah secara fundamental sebagai sebuah gerakan,” kata Vali R. Nasr, profesor Majid Khadduri studi Timur Tengah dan hubungan internasional di Universitas Johns Hopkins, dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari Vox.

Apa tujuan Taliban menguasai Afghanistan?

Pada dasarnya, Taliban ingin mengembalikan Syariah atau hukum Islam ke Afghanistan dan mereka yang tidak dapat meninggalkan negara itu harus beradaptasi dengan cara hidup yang belum pernah mereka lihat dalam dua dekade.

Ketika terakhir memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, terdapat banyak hak perempuan yang dilarang.

Baca Juga: Ikatan Cinta 20 Agustus 2021: Elsa Ajukan Pembelaan Usai Divonis, Hakim Kurangi Masa Hukuman?

Antara lain perempuan tidak bisa bekerja, tidak diizinkan bersekolah dan harus menutupi wajah mereka serta ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah.

Pada masa kekuasaanya, musik, TV, dan bioskop pun dilarang.

Kelompok militan Islam itu mengatakan akan mengakhiri pendidikan campuran gender dan mengembalikan hukum Islam ke tempat sentral di masyarakat.

Selama pembicaraan mengenai penyelesaian politik dalam beberapa tahun terakhir, para pemimpin Taliban membuat jaminan kepada Barat bahwa perempuan akan menikmati hak yang sama sesuai dengan apa yang diberikan oleh Islam, termasuk kemampuan untuk bekerja dan menempuh pendidikan.

Baca Juga: Link Nonton The Penthouse 3 Episode 11 Sub Indo: Jun Ki Menyatakan Perasaannya pada Su Ryeon

Namun realitanya justru berbanding terbalik. Awal bulan ini, para pejuang Taliban masuk ke kantor sebuah bank di Kandahar dan memerintahkan sembilan wanita yang bekerja di sana untuk pergi.

Orang-orang bersenjata itu mengawal mereka ke rumah masing-masing dan menyuruhnya untuk tidak kembali ke pekerjaan mereka. Sebaliknya, kelompok itu menjelaskan bahwa kerabat laki-laki dapat menggantikan mereka.***

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x