PR BOGOR - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum kunjung usai hampir 2 tahun lamanya. Namun, masih banyak orang yang tak percaya Covid-19 itu ada.
Melihat hal tersebut, Psikolog dari Universitas Indonesia, Rininda Mutia mengungkapkan orang-orang yang tak percaya Covid-19 cenderung memiliki cara berpikir yang kurang kritis.
"Mereka sangat mudah menerima informasi baru, mendapatkan sugesti yang tergantung dari lingkungan pergaulannya. Kalau dia tergabung dalam grup Whatsapp yang tidak percaya Covid-19 dan banyak informasi tidak benar, mereka akan percaya," tutur Rininda kepada Antara, pada Rabu 18 Agustus 2021.
Menurutnya, tidak sedikit orang-orang yang lebih percaya dengan teori konspirasi. Hal itu disebabkan karena mudahnya terpapar hoaks, namun tidak dibarengi dengan cara berpikir yang kritis.
Rininda mengatakan, solusi untuk orang yang tak percaya Covid-19 yakni memilih pergaulan yang tepat, terlebih ketika berkaitan dengan informasi harus dipastikan berasal dari sumber terpercaya.
Ia juga menyebut, tak perlu masuk ke grup WhatsApp yang sering berbagi informasi yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Ikatan Cinta 20 Agustus 2021: Elsa Ajukan Pembelaan Usai Divonis, Hakim Kurangi Masa Hukuman?
Lebih lanjut, Rininda memaparkan alasan lain orang tidak percaya Covid-19 adalah karena takut dan khawatir yang berujung pada penyangkalan.