Bahkan, masyarakat Myanmar dengan tegas menentang aksi kudeta militer karena telah mencoreng demokrasi di negara tersebut sejak 2011.
Aksi penolakan dan penentangan dilakukan masyarakat Myanmar dengan melakukan aksi mogok kerja tenaga kesehatan di 70 rumah sakit di seluruh Myanmar.
Di sisi lain, penolakan ini ditanggapi serius junta militer dengan melakukan kekerasan dan penangkapan mereka yang menentang tindakan tersebut.
Ratusan bahkan mungkin ribuan demonstran dilaporkan tewas dan lebih dari puluhan orang ditangkap dalam aksi penolakan kudeta tersebut.
Sejumlah media melaporkan, militer dan polisi menggunakan penembak jitu atau sniper untuk menumpas para demonstran.
"Militer dan polisi menggunakan tembakan langsung untuk menumpas protes atau pembengkakan. Di seluruh kota di Myanmar, penggunaan kekuatan termasuk sniper kelas militer dikerahkan untuk membunuh protes damai atau ," tulis laporan seorang pengguna di Twitter.***