Blak-blakan Sebut AS Musuh Terbesar Korut, Kim Jong Un: Tidak Peduli Siapa yang Berkuasa di AS

- 9 Januari 2021, 17:11 WIB
Kolase potret Presiden AS terpilih Joe Biden dan Pemimpn Korea Utara Kim Jong-un /Pikiran Rakyat
Kolase potret Presiden AS terpilih Joe Biden dan Pemimpn Korea Utara Kim Jong-un /Pikiran Rakyat /

PR BOGOR - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un secara terang-terangan menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai musuh terbesar mereka.

Oleh sebab itu, Kim Jong Un menyerukan agar Korea Utara membuat senjata nuklir yang lebih canggih.

Pernyataan Kim Jong Un tersebut diwartakan oleh media resmi pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Bundesliga Malam Ini Sabtu, 9 Januari: Big Match RB Leipzig vs Borussia Dortmund

"Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami," kata Kim Jong Un, menurut laporan KCNA dalam sambutannya, dikutip PRBogor.com dari The New Daily.

Pernyataan tersebut dikeluarkan Kim Jong Un dalam sebuah pidato di Kongres Partai Buruh Korea Utara. Kongres tersebut telah berlangsung selama beberapa hari.

"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat asli AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," ujarnya.

Baca Juga: Fakta Menarik Kevin Hillers yang Ternyata Mantan Pacar Lucinta Luna: Saya Korban, Tidak Tahu Apa-apa

Dia juga bersumpah untuk memperluas hubungan dengan pasukan anti-imperialis yang independen.

Sementara itu, hingga kini belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS terkait ucapan Presiden Korut tersebut.

Biden, yang merupakan wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama, menyebut Kim sebagai "preman" selama kampanye pemilihan, dan pada tahun 2019 Korea Utara menyebut Biden sebagai "anjing gila" yang perlu "dipukuli sampai mati dengan tongkat".

Baca Juga: Ramalan Shio 2021, 4 Shio Diprediksi Bakal Hoki dan Nasibnya Berubah Secara Drastis di Februari 2021

Biden mengatakan pada bulan Oktober dia hanya akan bertemu Kim dengan syarat bahwa Korea Utara akan setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya.

Kim meminta lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan drone pengintai.

Dia juga mengatakan penelitian hampir selesai pada kapal selam nuklir.

Baca Juga: 20 Daerah di Jabar Bakal Terapkan PSBB Lagi, Ridwan Kamil: Empat Kriteria yang Disepakati

Kim mengatakan, Korea Utara tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklirnya, tetapi menyerukan untuk memperluas persenjataan nuklir negara itu, termasuk kemampuan serangan "pencegahan" dan "pembalasan" dan hulu ledak dalam berbagai ukuran.

Selain kebijakan AS dan pertahanan, Kim juga berbicara panjang lebar tentang proposal untuk rencana ekonomi lima tahun baru yang akan diumumkan di kongres, yang menurutnya akan terus fokus pada pembangunan ekonomi independen.

“Benih dan tema dasar rencana pembangunan ekonomi lima tahun yang baru masih kemandirian dan swasembada,” ucapnya.

Baca Juga: Pernah Dibayar Rp75.000 untuk Akting? Begini Cerita Arya Saloka Saat Awal Memulai Kariernya

Korea Utara menghadapi krisis yang meningkat yang disebabkan oleh sanksi internasional atas program nuklirnya, serta penguncian yang diberlakukan sendiri untuk mencegah wabah virus Covid-19.

Menanggapi Korea Selatan, Kim mengkritik Seoul karena menawarkan kerja sama di bidang "non-fundamental" seperti bantuan virus Covid-19 dan pariwisata, dan mengatakan Korsel harus berhenti membeli senjata dari dan melakukan latihan militer dengan AS.***

Editor: Yuni

Sumber: KCNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x