Sang Ibu Mengaku Sempat Terima Telepon, Kini Syok Dengar Anaknya Penggal Kepala Wanita di Prancis

1 November 2020, 19:12 WIB
Wali Kota Nice Christian Estrosi berbincang dengan aparat kepolisian di lokasi penusukan yang menewaskan 2 orang di dekat Gereja Notre-Dame, Nice, Prancis. Indonesia pastikan WNI yang tinggal di Prancis aman, menurut Kementerian Luar Negeri RI tidak ada korban WNI dalam serangan tersebut. /Instagram/@cestrosi

PR BOGOR - Polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku aksi teror di Kota Gereja Notre-Dame, Kota nice, Prancis.

Pelaku dikabarkan masih berusia 21 tahun, diketahui bernama Brahim Aouissaoui. Pelaku ditangkap dengan luka cukup parah hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Brahim Aouissaoui diketahui melakukan aksi teror dengan memenggal seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya.

Baca Juga: Film White House Down di Bioskop Trans TV, Jangan Lewatkan Aksi Channing Tatum Lindungi Gedung Putih

Melansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Reuters, ibu Brahim Aouissaoui, Gamra terkejut mendengar anaknya melakukan aksi teror hingga menewaskan tiga orang dan memunculkan reaksi bagi seluruh umat di dunia.

Gamra mengaku sang anak sempat melakukan panggilan video ke keluaraganya yang tengah berada di Tunisia, kamis, 29 Oktober 2020, pagi.

Brahim Aouissaoui memberitahu keluarganya bahwa ia baru saja tiba di Nice dan menemukan tempat untuk tidur di tangga dekat sebuah gereja.

Baca Juga: Film White House Down di Bioskop Trans TV, Jangan Lewatkan Aksi Channing Tatum Lindungi Gedung Putih

Tak lama setelah itu, Kepolisian Prancis percaya bahwa Brahim masuk ke dalam gereja dan membunuh tiga orang, dan memenggal salah satu dari mereka.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Menangis, Ibu Pelaku Teror di Gereja Prancis Syok saat Tahu Anaknya Sudah Merenggut 3 Nyawa'.

Kakak Brahim bernama Yassin menjelaskan, saat tiba di Nice adiknya berniat untuk mencari orang Tunisia lain agar bisa mendapatkan tempat tinggal atau pekerjaan.

"Dia bilang dia baru saja tiba dan dia tidak mengenal siapa pun di sana, dia bilang dia akan meninggalkan gedung di pagi hari dan mencari orang Tunisia untuk diajak bicara dan melihat apakah dia bisa tinggal bersama mereka atau mencari pekerjaan," ujar Yassin.

Baca Juga: 5 Negara Islam yang Kecam Keras Pernyataan Kontroversial Emmanuel Macron

Diketahui Brahim pernah ditangkap karena penganiayaan menggunakan senjata tajam empat tahun lalu saat masih remaja.

Saat ditemui di kediaman keluarganya di Kota Thina, Tunisia, sang ibu menangis mengetahui Brahim menjadi tersangka aksi teror di Prancis.

Gamra mengaku bahwa seluruh keluarga tidak mendengar kabar Brahim sejak September 2020 lalu saat dia memutuskan berlayar ke Lampedusa, Italia sebuah tempat kedatangan para imigran Eropa.

Baca Juga: Tata Janaeeta Unggah Foto Pernikahan Meski Belum Go Publik dengan Brotoseno, Maia Estianty: Halu!!!

"Saya ingin bekerja seperti orang lain dan menikah, membeli rumah dan mobil sama seperti siapa pun," ungkap Yassin, mengatakan keinginan sang adik.

Tetangganya berkata, Brahim menjual bensin untuk menghasilkan uang guna membayar penyelundup dan membawanya ke Eropa.

Lebih lanjut, keluarganya pun mengaku terkejut saat mendapatkan telepon dari Brahim bahwa dirinya sudah tiba di Prancis pada Rabu, 28 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Pernyataan 'Milenial Jangan Manja' Sempat Heboh, Megawati: Saya Nanya, Apa Baktinya bagi Negeri Ini?

"Kamu tidak berpendidikan. Kamu tidak tahu bahasanya. Kenapa kamu pergi ke sana?," kata ibunya, saat ditelepon.

Pada percakapan tersebut, Brahim pun kemudian menjawab "Ibu, doakan aku".

Saudara perempuannya, Afef mengatakan bahwa Brahim dapat membaca dan menulis dalam bahasa Arab, namun dalam bentuk huruf latin dirinya tidak mampu.

Baca Juga: Unggah Foto Mesra Bareng Ririn Ekawati, Ibnu Jamil Akhirnya Jawab Teka-Teki Netizen

Keluarga dan tetangganya mengklaim, Brahim tidak diketahui memiliki pandangan militan atau masuk ke dalam organisasi jihadis, bahkan ia pun jarang berada di Masjid.

Namun, kakaknya menjelaskan Brahim mulai sering berdoa di rumah sekitar dua tahun lalu, setelah sukses berhenti dari kecanduan alkohol dan obat-obatan.***(Sarah Nurul Fatia/PR)

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler