Ada Unjuk Rasa Besar-besaran Suarakan Antirasial di AS, Ulama Arab: Dilarang Demo dalam Islam

6 Juni 2020, 20:16 WIB
Shaikh Assim Al-Hakeem, mendapat kecaman di Twitter atas tanggapannya terhadap pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh seorang pengguna. /

PR BOGOR - Seorang ulama terkemuka di Arab Saudi Shaikh Assim Al-Hakeem, mendapat kecaman di Twitter atas tanggapannya terhadap pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh seorang pengguna.

Seorang pengguna twitter mengajukan pertanyaan kepadanya terkait hukum melakukan protes dalam Islam.

Pertanyaan itu khususnya mengingat demonstrasi yang sedang berlangsung di AS atas pembunuhan seorang tersangka kulit hitam tak bersenjata oleh petugas kepolisian Minneapolis, George Floyd.

Baca Juga: Perceraian di Arab Saudi Capai 7000 Lebih Selama Lockdown, Istri Berhasil Bongkar Kelakuan Suami

Ulama yang berbasis di Jeddah, yang terkenal dalam bahasa Inggrisnya ini juga sering muncul di saluran TV nasional. Khususnya Huda TV, yang ditujukan kepada para penutur bahasa Inggris.

Shaikh Assim Al-Hakeem mengatakan, kepada 161.500 pengikutnya bahwa 'Tidak diperbolehkan melakukan protes di Islam'.

Baca Juga: Helikopter Militer Jatuh di Kawasan Industri Kendal, 6 Orang Berhasil Berguling Selamatkan Diri

Namun pernyataan Al-Hakeem justru mendapatkan balasan yang bernada kecaman, tidak sependapat dnegan dirinya.

Jika kamu melihat lokasinya, kamu akan tahu alasan mengapa dia mengatakan itu. Katakan saja Tidak diperbolehkan untuk protes di Arab Saudi, bukan Islam

Al-Hakeem mendapat kritik dari banyak pengguna Muslim, dengan banyak mengutip prinsip-prinsip Alquran untuk melawan ketidakadilan, bahkan jika itu berasal dari keluarga sendiri.

Baca Juga: Hidup Berdampingan dengan Virus, Mahfud MD: Pandemi Covid-19 Keniscayaan, Harus Dihadapi

Sementara yang lainnya menyoroti hadis yang dikenal luas, seperti 'Siapa pun di antara kamu yang melihat tindakan jahat, biarkan dia mengubahnya dengan tangannya; dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka dengan lidahnya; dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka dengan hatinya, dan itu adalah iman yang paling lemah'.

Seorang pengguna lain bertanya bagaimana mungkin bagi Saudi untuk memberontak melawan kekhalifahan Utsmaniyah.

Namun, ada juga pengguna yang berbagi interpretasi Al-Hakeem.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari Middle East Monitor, Sabtu 6 Juni 2020, gagasan-gagasan semacam itu tampaknya sejalan dengan merek Salafisme Madkhali yang pro-otoriter, dinamai sesuai dengan teolog Saudi Rabi Al-Madkhali, yang mengajarkan praktik Islam ultra-konservatif, yang sepenuhnya didukung oleh negara Saudi.

Ini sangat populer di Libya timur di mana ia ditoleransi di bawah almarhum penguasa Muammar Gaddafi , hari ini penganutnya membentuk banyak Tentara Nasional Libya (LNA) di bawah Jenderal Khalifa Haftar.

Berdasarkan penelusuran Pikiranrakyat-bogor.com diakun twitter Al-Hakeem yang diikuti oleh 161 ribu pengikut itu pada Sabtu 6 Juni 2020 sudah dihapus oleh pihak twitter.

Baca Juga: Bersaksi atas Perselingkuhan Pangeran Charles dari Lady Diana, Rumah Ini Dijual Rp 66 Miliar

Sementara cuitannya itu dilayangkan di twitternya pada Mei 30 Mei, hal itu terlihat dalam artikel di Middle East Monitor yang sempat menyematkan cuitan Shaikh Assim Al-Hakeem.***

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler