Aktivis Mencatat Lebih dari 1.000 Orang Tewas Akibat Kudeta Militer Myanmar

18 Agustus 2021, 18:48 WIB
Korban tewas akibat kudeta Myanmar melebihi 1.000 orang. /Reuteurs/Stringers/

PR BOGOR – Kelompok Aktivis Asosiasi Pendampingan Narapidana Politik (AAPP) mencatat korban tewas akibat kudeta militer di Myanmar yang mencapai lebih dari 1.001 orang.

Sekretaris AAPP Tate Naing mengatakan, jumlah korban akibat kudeta militer tersebut sebenarnya bisa bertambah dan jauh lebih besar dari catatan yang dilakukan organisasi tersebut.

“Sebenarnya catatan angka yang tewas jauh lebih besar,” kata Tate Naing kepada Reuters yang dikutip dari Antara, Rabu 18 Agustus 2021.

Baca Juga: Lirik Lagu PENTAGON - CERBERUS Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Kudeta militer yang dilakukan Myanmar terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi, terjadi pada 1 Februari 2021.

Militer juga sempat menahan pemimpin negara tersebut dan beberapa pengikutinya.

Junta militer sebelumnya menuding Aung San Suu Kyi terlihat dalam impor alat komunikasi secara illegal.

Kudeta yang dilakukan militer ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di Myanmar, dan memicu reaksi dari masyarakat dunia.

Baca Juga: Buntut Kasus Kris Wu, Semua Konten Video dan Film Telah Dihapus dari Situs China

Bahkan, masyarakat Myanmar dengan tegas menentang aksi kudeta militer karena telah mencoreng demokrasi di negara tersebut sejak 2011.

Aksi penolakan dan penentangan dilakukan masyarakat Myanmar dengan melakukan aksi mogok kerja tenaga kesehatan di 70 rumah sakit di seluruh Myanmar.

Di sisi lain, penolakan ini ditanggapi serius junta militer dengan melakukan kekerasan dan penangkapan mereka yang menentang tindakan tersebut.

Ratusan bahkan mungkin ribuan demonstran dilaporkan tewas dan lebih dari puluhan orang ditangkap dalam aksi penolakan kudeta tersebut.

Baca Juga: Jadi Perbincangan, Fabrizio Romano: Masih Belum Ada Kabar Terbaru Soal Transfer Harry Kane ke Manchester City

Sejumlah media melaporkan, militer dan polisi menggunakan penembak jitu atau sniper untuk menumpas para demonstran.

"Militer dan polisi menggunakan tembakan langsung untuk menumpas protes atau pembengkakan. Di seluruh kota di Myanmar, penggunaan kekuatan termasuk sniper kelas militer dikerahkan untuk membunuh protes damai atau ," tulis laporan seorang pengguna di Twitter.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Reuters ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler