Serangan Udara Hantam Pasar di Ethiopia, Setidaknya 43 Orang Tewas

24 Juni 2021, 14:47 WIB
Ilustrasi serangan udara hantam pasar di Ethiopia, 43 orang tewas /Freepik

PR BOGOR - Serangan udara menewaskan setidaknya 43 orang di kota Togoga di wilayah Tigray, Ethiopia pada Selasa, 22 Juni 2021.

Juru bicara militer Ethiopia, Kolonel Getnet Adane tidak membenarkan atau menyangkal hal tersebut.

Dia hanya mengatakan bahwa serangan udara adalah taktik militer umum.

Serangan itu menghantam pasar sekitar pukul 1 siang waktu setempat. Menurut seorang wanita, suami dan anaknya yang berumur 2 tahun terluka dalam serangan tersebut.

Baca Juga: Serangan Baru Israel di Gaza Adalah yang Pertama Dilakukan di Bawah Pemerintahan Baru

“Kami tidak melihat pesawat, tetapi kami mendengarnya,” katanya dilansir oleh bogor.pikiran-rakyat.com dari Reuters pada Kamis, 24 Juni 2021.

“Ketika ledakan terjadi semua orang berlarian keluar. Setelah beberapa saat, kami kembali dan mencoba menyelamatkan yang terluka,” tambahnya.

Wanita itu mengatakan, saat itu pasar sedang penuh dengan warga dan tidak melihat adanya tentara di sekitar tempat itu.

“Banyak, banyak orang yang terbunuh,” kata wanita yang tidak mau disebutkan identitasnya karena khawatir akan keselamatannya.

Baca Juga: Israel Kembali Luncurkan Serangan Udara ke Gaza

Pejabat medis mengonfirmasi setidaknya ada 43 warga yang terbunuh dalam insiden itu.

Sementara itu, juru bicara Perdana Menteri Abiy Ahmed dan kepala satuan tugas pemerintah di Tigray tutup mulut saat dimintai komentar atas peristiwa itu.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan keprihatinannya atas tragedi yang menimpa warga sipil dan mendesak pihak berwenang Ethiopia memberikan akses penuh untuk tenaga medis.

“Kami juga menyerukan penyelidikan mendesak dan independen, serta tindakan perbaikan kepada mereka yang bertangggung jawab atas serangan ini,” kata Ned Price.

Baca Juga: Militer Myanmar Lakukan Serangan Udara Gunakan Artileri, Warga Sipil Berbondong-bondong Mengungsi

Sekjen PBB, Antonio Guterres sangat khawatir dengan laporan korban sipil, hal tersebut diungkapkan juru bicara PBB, Stephane Dujarric di New York.

“Kami telah meminta akses ke daerah itu untuk melihat situasi dan bagaimana kami dapat memerikan bantuan,” ujar Dujarric.

“Situasi di daerah itu sangat tidak stabil,” tambahnya.

Serangan itu terjadi ketika penghitungan surat suara pemilihan parlemen nasional dan regional yang diadakan pada pekan ini di 7 dari 10 wilayah negara itu.

Baca Juga: 10 Cara Membantu Palestina, Akhiri Rasa Sakit Warga Palestina dari Serangan Israel dengan Kampanye Ini

Tidak ada pemungutan suara di Tigray karena pihak militer sedang memerangi pasukan yang setia kepada Fron Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), bekas partai yang berkuasa di wilayah itu sejak November.

Hal itu dilakukan karena kekhawatiran keamanan dan masalah surat suara, serta menghambat pemungutan suara di dua wilayah lainnya.***

Editor: Mohammad Syahrial

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler