Keamanan WNI di Myanmar Berstatus Siaga 2, Kemlu Retno Marsudi Minya Tidak Khawatir

5 Maret 2021, 09:46 WIB
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. //Antara Foto/Dhemas Reviyanto

 

PR BOGOR - Demonstrasi menentang kudeta militer di Myanmar membuat kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara tersebut diselimuti rasa tidak aman.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI terus memantau perkembangan terkait situasi yang terjadi di Myanmar.

Dikutip PRBogor.com, KBRI Yangon pun telah menetapkan status siaga 2 untuk keamanan WNI di sana.

Baca Juga: ‘Why Why Why’ iKON Puncaki Tangga Lagu iTunes di 10 Negara Termasuk Indonesia

KBRI Yangon mencatat ada 441 WNI yang tinggal di Myanmar termasuk staf dan Keluarga KBRI.

Menanggapi situasi terkini, WNI telah diimbau tidak khawatir, tetap berdiam diri di rumah dan menghindari bepergian bahkan ke tempat kerja.

"Sedangkan bagi WNI beserta keluarganya yang tidak memiliki keperluan yang esensial, dapat mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia dengan memanfaatkan penerbangan komersial yang saat ini masih tersedia,” demikian keterangan Kemlu RI Retno Marsudi, sebagaimana dikutip PRBogor.com dari Antara News, Jumat, 5 Maret 2021.

Baca Juga: Dunia Catur Online Geger! Viral Dadang Subur alias Dewa Kipas Kalahkan GothamChess

Meski ditetapkan status siaga 2, Kemlu mengatakan belum ada rencana melakukan evakuasi WNI.

Namun, apabila ada WNI yang membutuhan bantuan disediakan hotline KBRI Yangon +95 9 503 7055 dan hotline Perlindungan WNI +62 81290070027.

Demonstrasi anti-kudeta militer di Myanmar masih terus dilakukan beberapa hari terakhir.

Puncaknya, terjadi pada Rabu, 3 Maret 2021 kemarin yang menyebabkan jumlah kematian tertinggi sejak kudeta dimulai Februari 2021.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau dan Macan Hari Ini, 5 Maret 2021: Cek Keberuntunganmu Hari Ini

Tercatat, menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setidaknya 54 orang tewas dalam tragedi berdarah tersebut.

Sementara, sebanyak 1.700 orang ditangkap dan ditahan, termasuk 29 wartawan.

Mereka dituduh menghasut untuk menentang atau menghadiri pertemuan yang melanggar hukum.

Satu di antara korban tewas yang mendapat sorotan adalah Angel, gadis berusia 19 tahun yang mengalami luka tembak di kepalanya.

Aksi protesnya dengan mengenakan kaus bertuliskan "semuanya akan baik-baik saja" menuai beragam simpati dari masyarakat dunia.***

Editor: Rizki Laelani

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler