Pertama Kali Sejak 15 Tahun Terakhir, Palestina Resmi Gelar Kembali Pemilihan Presiden

16 Januari 2021, 15:00 WIB
Palestina akan menggelar pemilu lagi setelah 15 tahun. /PIXABAY/hosny_salah

PR BOGOR - Palestina akhirnya akan mengadakan pemilihan umum (pemilu) untuk parlemen dan presiden setelah 15 tahun lamanya, sejak terakhir digelar pada 2006.

Melansir Aljazeera, kabar tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Kantor Abbas pada Jumat, 15 Januari 2021.

Untuk pemilu legislatif rencananya akan berlangsung pada 22 Mei 2021, sedangkan pemungutan presiden akan dilaksanakan pada 31 Juli 2021.

Baca Juga: Niat Hati Tinjau Lokasi Gempa di Mamuju, Mensos Risma dan Rombongan Justru Rasakan Gempa Susulan

Presiden Mahmoud Abbas menyebut, pemilu ini diadakan guna menyembuhkan perpecahan internal yang telah berlangsung lama.

Sebagaimana diketahui, pemungutan suara parlemen terakhir Palestina pada tahun 2006 menghasilkan kemenangan mengejutkan oleh Hamas.

Hal tersebut tentunya memperlebar keretakan politik internal yang menyebabkan perebutan Jalur Gaza oleh kelompok tersebut pada tahun 2007 dan berkontribusi pada penundaan yang lama dalam menetapkan pemilihan selanjutnya.

Baca Juga: Soroti Pelanggaran Prokes Raffi Ahmad, Rocky Gerung: Rakyat Ingin Melihat Ada Keadilan dari Istana

Gaza telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007 ketika gerakan Hamas mulai menguasai daerah kantong itu.

"Presiden menginstruksikan komite pemilihan dan semua aparat negara untuk meluncurkan proses pemilihan demokratis di semua kota di tanah air," bunyi keputusan itu, mengacu pada Tepi Barat yang diduduki, Gaza dan Yerusalem Timur yang diduduki.

Dalam pernyataan tersebut, Abbas mengharapkan pemungutan suara 'di semua gubernur Palestina, termasuk Yerusalem Timur', yang dianeksasi oleh Israel setelah perang 1967 tetapi dianggap wilayah pendudukan.

Baca Juga: KNKT Berhasil Unduh Data Memory FDR Sriwijaya Air SJ182, Kondisi Kotak Hitam Aman Tak Ada Kerusakan

Israel melarang semua aktivitas PA di Yerusalem Timur, dan tidak ada indikasi itu akan mengizinkan pemungutan suara Palestina di dalam Yerusalem, yang dianggapnya sebagai 'ibu kota yang tidak terbagi'.

Mendengar itu, Hamas menyambut baik pengumuman tersebut.

"Kami telah bekerja dalam beberapa bulan terakhir untuk menyelesaikan semua kendala sehingga kami dapat mencapai hari ini," ujar Hamas.

Baca Juga: Video SOLO Tembus 600 Juta Penonton di Hari Ulang Tahunnya, Jennie BLACKPINK Terharu 'Terima Kasih'

Upaya gagal sebelumnya

Pemilu akan menimbulkan risiko besar bagi partai Fatah Abbas dan juga bagi Hamas karena keduanya menghadapi protes dalam beberapa tahun terakhir atas ketidakmampuan mereka untuk berdamai satu sama lain.

Fatah dan Hamas telah secara terbuka menyerukan pemilihan umum selama lebih dari 10 tahun, tetapi tidak pernah bisa memperbaiki keretakan mereka atau menyetujui proses untuk menahan mereka.

Baca Juga: Mbak You Ramalkan 'Jokowi Lengser' di Tahun 2021, Muannas Alaidid: Sesat Bener

Setelah pemungutan suara tahun 2006, bentrokan antara Fatah dan Hamas berkecamuk selama lebih dari setahun.

Puncaknya pada pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas tahun 2007, di mana ia masih berkuasa meskipun ada blokade Israel-Mesir dan tiga perang dengan Israel.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler