3 Puisi untuk Palestina Paling Menyentuh Hati, 'Kami Berharap Roket Itu Tak Menghantam Ladang'

21 Mei 2021, 06:06 WIB
Kumpulan puisi untuk Palestina. Konflik Palestina dengan Israel kembali berlangsung sejak dua minggu terakhir. /Unsplash/Ömer Yıldız

PR BOGOR - Konflik antara Palestina dan Israel hingga saat ini masih belum juga mereda.

Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh tentara Israel ke Jalur Gaza membuat banyaknya korban berjatuhan.

Bom dari Israel pun mampu meluluhlantakkan rumah-rumah penduduk. Seluruh dunia turut berduka atas penderitaan yang dirasakan rakyat Palestina.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Gemini 21 Mei 2021: Mulai dari Asmara, Keuangan hingga Karier

Bentuk dukungan untuk memberikan kekuatan moril terhadap Palestina beragam, satu di antaranya dengan menulis atau membacakan puisi.

Jika Anda tengah mencari rekomendasi puisi untuk Palestina, berikut ini kumpulan puisi yang telah bogor.pikiran-rakyat.com rangkum dari berbagai sumber.

Palestina: Untuk Seorang Petani di Utara Gaza

DI utara Gaza, kami hanya petani biasa
menanam stroberi untuk Eropa, tomat ceri
bagi Turki, kembang krisan untuk Yordan.

Kami tak betah pada Fatah, kami cemas Hamas.

Kami para petani biasa, di Utara Tanah Gaza.
Stroberi kami paling manis se-Palestina!

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Besok 21 Mei 2021: Selamat, Ada Peluang Besar dalam Karier Kamu

Dulu, kebun jeruk kami punya. Manis sarinya,
kuning emas kulitnya. Dulu, sebelum datang
buldozer Israel menumbangkan segalanya.

Lalu, kami hanya boleh menanam apa saja
asal jangan menyaingi petani-petani Yahudi.

Maka kami tanam stoberi termanis se-Palestina,
tapi tak kan pernah kami rasakan lagi manisnya.

Dua helikopter Apache Israel melanggar batas
yang mereka gariskan sendiri, menghancurkan
ladang kami, mereka bilang di sana disembunyikan
peluncur roket Qassam, padahal kami hanya
menanam stoberi, tomat ceri dan kembang krisan,

Padahal kami bukan Fatah, bukan Hamas, karena
kami cuma petani, di Utara Gaza, Palestina kami.

Lihat, potret anak kami, teramat muda ketika
ia mati. Dan, dua belas adiknya, tak lagi mau
mendengarkan kami, tak mau lagi belajar menggaru
dan menyiang gulma di ladang stroberi kami.

Kalau kami dengar suara roket diluncurkan,
kami kira seorang anak kami telah merakit
dan meluncurkannya. Kami berharap roket itu
tidak menghantam ladang-ladang jeruk di tanah
subur di seberang batas sana, tanah kami juga.

Baca Juga: Berapa Kode Barcode Produk Israel di Indonesia? Begini Cara Mengetahuinya agar Tidak Salah

Palestina! Palestina!
oleh: Asep Sambodja

Aku melihat Palestina yang terluka dan berdarah lagi Israel baru saja mengirim pesawat pembom F16 yang berisi malaikat pencabut nyawa ke jalur gaza hingga 870 orang mati di Gaza, aku melihat Palestina terluka teramat dalam oleh tentara-tentara Ehud Olmert, Ehud Barak, dan Tzipi Livni dan 3.000 orang terluka lagi bermandi darah lagi tahun baru membawa luka baru meski Yasir Arafat dan Isaac Rabin pernah bersalaman di depan bill clinton di tahun 1993 tapi apa arti salam-salaman simbolik itu? apa arti senyum simbolik Amerika itu?

Mahmoud Abbas, apa katamu setelah ratusan jiwa mati lagi? Ismail Haniyah, haruskah ada yang mati lagi? perang ini mengisi sejarah sepanjang hidupku sebelum aku lahir hingga kiamat nanti perang ini akan terjadi lagi dan lagi dan lagi…masih mujarabkah doa? masih berartikah airmata? aku tak habis pikir kenapa PBB tak mengirimkan pasukan perdamaian di Jalur Gaza, tepi barat, dan Yerusalem? Kenapa?

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Ikatan Cinta 20 Mei 2021: Gawat, Mama Rosa Ketemu Nino hingga Buat Aldebaran Panik, Kenapa?

Barat dan Timur
oleh: Adonis

Ada sesuatu yang membentang sepanjang jalan kuburan
sejarah
Sesuatu yang dibuat indah selain dipelihara
Memikul anaknya yang diracuni minyak
dengan seorang pedagang berbisa nyanyi lagu mengerikan

Di situ Timur serupa bocah
yang mengemis dan berteriak minta tolong
dengan Barat sebagai tuannya yang tak pernah bersalah
Peta kini telah berubah
Seluruh dunia menjadi pijaran api
Dan dalam abunya
Timur dan Barat berkumpul
Satu dalam liang kubur.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Tags

Terkini

Terpopuler