Baca Juga: 17 Perusahaan Tiongkok Senilai Rp500 Triliun Hijrah Ke Indonesia, Jadi Kado Kemerdekaan ke-75 RI?
Nasih mengklaim, meskipun hasil kombinasi BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan obat baru.
“Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya,” tuturnya.
Menurut Nasih, pengembangan obat Covid-19 sudah dilakukan sejak Maret 2020 lalu. Prosedur yang dilalui telah mengikuti yang semua yang disyaratkan oleh BPOM.
Baca Juga: Sejumlah Tokoh dan Mantan Panglima TNI Deklarasikan KAMI di Tugu Proklamasi, Diikuti Sejumlah Daerah
Baca Juga: HUT ke-75 RI Tim Merauke Bertugas Turunkan Merah Putih, Komandan Upacara Kepala Densus 88 Antiteror
Saat ini, obat tersebut sedang menunggu izin edar dari BPOM sebelum diproduksi massal.
“Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kita tetap masih menunggu izin produksi dan edar BPOM. Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM,” ungkap dia.***